Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Listrik Juga Jadi Urusan Emak-emak...

Kompas.com - 04/10/2016, 15:07 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- 
Urusan listrik dan pernak-perniknya dulu identik jadi urusan para lelaki. Namun, emak-emak zaman sekarang mau tak mau harus kerap bersinggungan dengan perkakas dan peranti listrik. Merekalah yang banyak di rumah selama pasangan mereka berada di luar.

Ristin Lia (37), misalnya, mengaku punya pengalaman dengan hubungan singkat arus listrik alias korsleting. Ibu rumah tangga dengan dua anak ini pada satu hari ingin menanak nasi memakai magic com atau penanak nasi elektrik, ketika tiba-tiba percikan api keluar dari sambungan kabel yang terkelupas.

"Aduh, saya kaget waktu itu. Untung ada laki-laki di rumah. Akhirnya, colokan dilepas, lalu cepat-cepat saya ganti penanak nasinya dengan yang baru," kata Ristin kepada Kompas.com di Hongkong Cafe Jakarta, Sabtu (1/10/2016).

Pengalaman Ristin soal listrik juga bukan hanya itu. Listrik di rumahnya, ujar dia, sering "jetrek", alias saklar pengaman aliran listrik tiba-tiba beralih ke posisi mati. Ini biasanya karena peralatan listrik yang dipakai bersamaan terlalu banyak.

"Sering banget saat AC, televisi, kulkas, lampu, dan (peranti listrik) lainnya dinyalakan bersamaan, tiba-tiba jetrek. Ya, sudah lalu saya matikan seluruhnya, hidupkan saklar kembali, kemudian baru nyalakan yang dibutuhkan saja," tutur Ristin.

Pengalaman serupa pernah pula dialami Uli Hartanti (37). Kali ini urusannya dengan setrika. Lagi-lagi, ada kabel yang terbuka sehingga muncul percikan api ketika steker setrika dicolokkan.

"Karena kabelnya sering saya gulung jadi ada bekas tekukan. Nah, bekas itu yang kemudian membuat kabel luka dan mudah memercikkan api," kata Uli.

Khawatir berisiko alatnya terbakar atau dirinya kesetrum, Uli membawa setrika itu ke teknisi.

"Akhirnya bagus dan bisa dipakai lagi. Ada-ada saja memang kalau sedang di rumah," katanya.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Rangkaian Mini Circuit Breaker (MCB) dan Residual Current Circuit Breaker with Over Current Protection (RCBO) Slim pada MCB Box.

Di luar sana, masih ada Ristin dan Uli lain yang sangat mungkin pernah mengalami insiden-insiden serupa. Listrik dan peralatan elektronik di rumah memang dekat dengan keseharian ibu rumah tangga.

"Proteksi di rumah juga jadi bagian tanggung jawab Ibu sebagai orang yang (biasanya) lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Bukan hanya laki-laki atau tukang listrik saja," ujar Frankco Nasarino Nainggolan, Product Marketing Partner Retail Business Schneider Electric Indonesia, di lokasi yang sama.

Sebelum ditemui Kompas.com, Rino—panggilan Frankco—berbicara di hadapan puluhan perempuan yang tergabung dalam Kumpulan Emak Blogger (KEB)—komunitas blogger perempuan Indonesia. Ia berbagi cara jitu melindungi rumah dari bahaya listrik.

"Para ibu (paling tidak) harus tahu dan paham bahwa perangkat listrik yang dipasang di rumah memiliki kualitas yang baik dan terjamin. Inilah salah satu cara proteksi bahaya listrik di rumah,"papar Rino.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Pengenalan MCB dan RCBO pada kesempatan berbincang mengenai cara jitu lindungi rumah dari bahaya listrik oelh Schneider Electric di Jakarta, Sabtu (1/10/2016).

Rino pun lalu mengenalkan Mini Circuit Breaker (MCB) Box yang berisi beberapa MCB, Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB), dan Residual Current Circuit Breaker with Over Current Protection (RCBO).

"Sebenarnya perangkat-perangkat itu jamak dijumpai. Hanya saja, kita tidak kenal sehingga tidak tahu nama dan fungsinya," ujar Rino.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com