Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Program KPK Tekan Praktik Pungli dan Percaloan di PKB Pulogadung...

Kompas.com - 13/10/2016, 06:57 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Meski tidak mengalami pungli saat uji kir, ketiganya menduga bahwa tempat uji kir ini belum 100 persen bebas dari calo. 

"Kalau satu dua mungkin ada, cuma saya enggak tahu, enggak (terlihat) jelas," ujar Ridwan.

Warga menduga praktiknya jadi tidak kentara seiring penerapan aturan yang ketat. "Kalau pun ada, mungkin mainnya lebih rapih," ujar Gunawan.

(Baca juga: Ada Tiga "Lahan" Praktik Pungli di Kepolisian)

Program KPK

Kepala Unit Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Pulogadung, Muslim, menyatakan bahwa praktik pungli dan percaloan di jajarannya mulai dibersihkan sejak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menutup PKB Kedaung di Angke, Jakarta Barat, bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa tahun lalu.

Sejalan dengan itu, pihaknya mengikuti program bimbingan dari KPK. Hal itu untuk mengatasi masalah pungli di jajarannya.

"Pasca-ditutup PKB Kedaung Angke oleh Pak Gubernur dan KPK, kami tempat pengujian kendaraan bermotor, ikut bimbingan KPK," ujar Muslim.

Program dari KPK itu namanya Program Inisiatif Anti Korupsi (PIAK).

Dengan mengikuti program itu, kegiatan PKB Pulogadung berdasarkan rekomendasi yang pernah diberikan KPK, khususnya terkait urusan booking, pelayanan publik, prosedur, dan sistem pelayanan.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa program KPK tersebut tidak seratus persen menghilangkan praktik pungli dan percaloan di PKB ini.

Sebab, menurut dia, masih ada temuan pungli dari petugas dan praktik percaloan. Sekitar April 2016, seorang petugas di PKB ini dipecat karena kedapatan melakukan pungli.

Saat itu, sang oknum petugas menerima Rp 100.000 dari sopir metromini.

"Katanya untuk uang terima kasih. Jadi dia petugas di titik barat sana, tapi malah main (berada) di sebelah timur. Setelah kasus itu besoknya di-PHK, dan dilakukan dalam apel supaya jadi pelajaran bagi yang lain," ujar Muslim.

Sementara itu, kasus percaloan ditemukan dari laporan masyarakat melalui aplikasi Qlue. Warga melaporkan bahwa mereka dirayu oleh calo untuk jasa kepengurusan uji kir.

Calo itu kemudian ditangkap dan diminta untuk buat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com