Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Kurang Ajar, "Gendeng Kabeh", kalau Banjir Kami yang Disalahkan!

Kompas.com - 13/10/2016, 16:58 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengadakan inspeksi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (13/10/2016). Kedatangannya untuk meninjau bangunan-bangunan yang akan dibongkar karena melanggar garis sepadan sungai dari Kali Krukut.

Tiba pada sekitar pukul 14.50 WIB, Djarot mengawali inspeksinya dengan mendatangi Pop Hotel, salah satu hotel yang temboknya akan dibongkar karena berada di bantaran Kali Krukut.

Ia didampingi Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi, dan Kepala Dinas Tata Air, Teguh Hendarwan. Djarot sempat melihat kondisi tembok Pop Hotel dan bangunan-bangunan lain di sekitarnya yang menempel di bibir sungai.

Teguh menjelaskan kepada Djarot bahwa keberadaan bangunan di bibir sungai menyukitkan pengerukan kali. Jika harus dikeruk, Teguh menyebut akan terjadi longsor di lokasi tersebut.

 

"Ngeruknya enggak bisa lebih dari semeter Pak karena bisa ambruk bangunannya," ujar Teguh.

"Bahaya bahaya," kata Djarot.

Setelah itu, dengan berjalan kaki Djarot meninjau tembok yang sempat roboh pada September lalu. Di lokasi tersebut, ia melihat salah satu bangunan permanen yang akan segera dibongkar.

Setelah sekitar 10 menit di lokasi tersebut, Djarot kembali melanjutkan perjalanannya. Ia sempat melontarkan kekesalan saat melintas di Jalan Taman Kemang. Penyebabnya, jalan dalam kondisi tergenang pasca hujan dan di sisi lain, banyak beton yang menutupi tali air trotoar yang ada di lokasi tersebut.

"Kurang ajar ini, gendeng kabeh (gila semua), yang kayak gini kalau banjir nanti kami yang disalahkan," kata Djarot.

Beton yang menutupi tali air diketahui sengaja dipasang untuk mempermudah mobil yang hendak parkir. Djarot memerintahkan agar beton-beton itu segera dibongkar.

Kunjungan Djarot ke Kemang berlangsung sampai sekitar pukul 16.00. Di Pop Hotel, ia sempat mengadakan rapat kecil bersama dengan Teguh dan Tri.

Data di Dinas Tata Air DKI menyebutkan ada 503 bangunan di Kemang yang melanggar garis sepadan sungai dari Kali Krukut. Bangunan-bangunan itu segera dibongkar dalam waktu dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com