"Saya imbau agar umat Islam jangan gunakan ayat atau hadis Nabi untuk menyerang pasangan calon lainnya," kata Ishomuddin, dalam acara yang sama.
Ia juga berharap, pasangan calon yang ada tidak mengait-ngaitkan ayat pada kitab suci dengan simbol partai politik. Sebab, lanjut dia, hal itu pernah terjadi saat Orde Baru.
"Dan juga tempat ibadah, masjid, jangan jadi tempat kampanye," ujar Ishomuddin.
(Baca juga: PBNU Imbau Ayat di Kitab Suci Tidak Digunakan dalam Kampanye Pilkada)
Selain itu, Ishomuddin berpesan agar media massa dapat memberitakan isu pilkada secara profesional, sehingga tidak menimbulkan konflik antarumat beragama atau menimbulkan ketidakharmonisan antarwarga.
"Jangan sampai Jakarta sebagai Ibu Kota jadi rawan isu SARA. Tidak amannya Kota Jakarta bisa merembet ke daerah lain," ujar dia.
Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri menyatakan, pihaknya akan mengawasi pilkada DKI agar berlangsung dengan benar.
Bawaslu akan memantau dan menerima pengaduan terkait pelanggaran.
(Baca juga: Bawaslu DKI Kerja Sama dengan Polda Metro Telusuri Akun Penyebar SARA pada Pilkada)
Pihaknya juga meminta peserta pilkada untuk mengikuti aturan sesuai undang-undang.
"Kami akan menjaga pilkada jangan sampai terjadi pelanggaran. Memastikan seluruh tahapan berjalan sesuai aturan, jujur, adil, demokratis, dan tanpa halangan dalam proses pelaksanaannya," ujar Jufri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.