JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir merupakan salah satu permasalahan yang kerap dihadapi warga DKI Jakarta.
Oleh karena itu, program kerja tiga pasangan bakal calon gubernur dan bakal calom wakil gubernur yang akan bertarung pada Pilkada DKI 2017 tidak terlepas dari gagasan untuk mengatasi banjir Ibu Kota.
Gagasan tersebut mereka tuangkan dalam program kerja yang tercantum dalam visi dan misi.
(Baca juga: Membandingkan Rencana Cagub-Cawagub Mengelola Birokrasi di Jakarta)
Berikut program tiga pasangan bakal cagub-cawagub untuk mengatasi banjir Jakarta seperti dikutip dari situs Sistem Informasi Tahapan Pilkada (Sitap) di situs web KPU DKI Jakarta.
Ahok-Djarot
Pasangan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat menjelaskannya dalam program kerja “Penanggulangan Banjir: Membebaskan Jakarta dari persoalan banjir menahun yang disebabkan oleh banjir kiriman, air pasang, dan distribusi aliran air hujan yang tidak merata”.
Program yang akan dilakukan Ahok-Djarot yakni sebagai berikut.
1. Mendorong percepatan penyediaan ruang terbuka biru (RTB) sebesar 5 persen dengan menyelesaikan pembangunan 17 waduk dan 9 embung untuk menambah tampungan air.
Adapun sejumlah waduk tersebut ada di Jagakarsa, Rawa Minyak, Pinang Ranti, Pondok Rangon 1, Kampung Rambutan, Cilangkap, Marunda, Lebak Bulus, Cilandak Marinir, Brigif, Kampung Rambutan 1, Cimanggis, Sunter Hulu, Pondok Rangon 2, Rawa Lindung, Kamal Longstorage, dan Pondok Rangon.
Sementara itu, embung akan dibangun di Cipedak, Lebak Bulus 3, Lapangan Merah, Kramat Jati, Haji Dogol, Sejuk Raya, Penganten Ali, Cendrawasih, Sunter Jaya.
2. Melanjutkan program pengembalian fungsi sungai dan kali yang sudah banyak ditempati hunian liar dan program relokasi warga ke rumah susun; mewajibkan lurah dan camat untuk memastikan tidak ada bangunan liar di atas seluruh saluran air di Jakarta, serta menyelesaikan normalisasi sungai melalui program JEDI.
3. Menambah kapasitas pompa air dua kali lipat dari kapasitas saat ini untuk mempercepat surutnya genangan dan tindakan preventif banjir, terutama di daerah-daerah yang rendah, dekat dengan aliran sungai, cekungan, dan kawasan Pantai Utara.
4. Melanjutkan pembangunan tanggul laut (NCICD A) di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jakarta untuk menyelesaikan banjir akibat air pasang.
5. Menghubungkan semua saluran air di Jakarta untuk mendistribusikan air hujan secara merata, serta membangun sistem pengawasan saluran air untuk mempercepat penanganan genangan dan banjir.
6. Otomatisasi pintu-pintu air dan pompa sesuai dengan ketinggian air, curah hujan, dan kondisi saluran air yang terkait.
7. Memperbanyak biopori dan sumur resapan melalui gerakan menabung air secara berkelanjutan.
8. Pembangunan waduk di hulu sungai melalui pemberian hibah untuk waduk kepada pemda sekitar Jakarta untuk mengatur debit air yang masuk Jakarta.
(Baca juga: Bagaimana Para Bakal Cagub DKI Membangun Infrastruktur di jika Nanti Terpilih?)
Agus-Sylviana
Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni menyebut banjir sebagai satu dari tiga masalah akut dalam kategori masalah menurunnya daya dukung lingkungan di DKI Jakarta.
Menurut Agus-Sylviana, kurangnya jalinan komunikasi yang baik antara pemerintah kota dan warga mengakibatkan lemahnya keterlibatan warga untuk bekerja sama mengatasi soal yang menahun ini.
Agus dan Sylviana akan meningkatkan lingkungan fisik perkotaan berupa infrastruktur dan sarana prasana pencegah banjir sebagai sasaran pembangunan mereka jika menjadi gubernur dan wakil gubernur periode 2017-2022.
Untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta, Agus dan Sylviana menjelaskan program yang akan mereka lakukan dalam “Program aksi untuk mewujudkan Jakarta yang aman”.
Program tersebut terbagi dalam poin a, b, dan d, sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas dan fungsi saluran dan drainase perkotaa.
b. Meningkatkan kualitas normalisasi bantaran, saluran sungai, waduk, dan situ.
d. Meningkatkan kualitas taman dan ruang terbuka di wilayah-wilayah permukiman.
Mereka kemudian menjadikan “Kebersamaan dari semua elemen masyarakat, termasuk dukungan yang kuat dari masyarakat Jakarta” sebagai kunci sukses untuk mengatasi masalah di Ibu Kota.
Sebab, mereka menilai keterlibatan warga masih lemah karena kurangnya jalinan komunikasi.
(Baca juga: Agus Yudhoyono: Terlalu Prematur Saya Putuskan Reklamasi Lanjut atau Tidak)
Anies-Sandiaga
Dalam Sitap KPU DKI Jakarta, ada dua file visi dan misi pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. File pertama berisi 23 halaman, sedangkan file kedua berisi 3 halaman.
Dalam file pertama, Anies dan Sandiaga menempatkan penanggulangan banjir sebagai “Pilar 2: Pembangunan Lingkungan Kota”, yaitu penanggulangan masalah air.
Untuk mengatasi masalah banjir, Anies-Sandiaga akan melakukan program berikut:
1. Revitalisasi tanggul dan pompa air.
2. Memberikan BLT untuk korban banjir.
3. Membangun sistem distribusi air dan lingkungan hijau.
4. Penerapan kebijakan zero run-off (non-limpahan) di bagian hilir, yang intinya adalah semua air dimaksimalkan untuk diserap lagi ke dalam tanah, bukan dialihkan ke saluran.
5. Komunikasi yang lebih efektif dalam urusan pembebasan lahan.
Sementara itu, dalam file visi-misi yang lebih ringkas, Anies-Sandiaga menjadikan perbaikan lingkungan hidup dan tata ruang Jakarta sebagai salah satu program prioritas.
Program yang menyinggung masalah air ini ditulis dalam poin nomor 3 dan 4 sebagai berikut:
3. Mengatasi masalah air secara menyeluruh melalui penyusunan perencanaan bersama dengan daerah penyangga untuk memperkuat sumber daya air beserta dampak ikutannya.
4. Menerapkan kebijakan nol limpasan di dalam Jakarta dengan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk memasukkan air ke dalam tanah dan mengolah air limbah.
(Baca juga: Begini Strategi Sandiaga dalam Menjadikan Harga Daging Sapi Murah )