Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Januari, Ada 400 PHL UPK Badan Air yang Dipecat karena Bermasalah

Kompas.com - 17/10/2016, 13:15 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kebersihan DKI Jakarta telah memecat 400 anggota pekerja harian lepas (PHL) UPK Badan Air yang dinilai bermasalah.

Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Ali Maulana Hakim menyampaikan, pemecatan itu dilakukan karena para PHL melakukan tindakan indisipliner dan melakukan pungutan liar.

Pemecatan itu dilakukan sejak Januari 2016. Adapun tindakan tidak displin yang dilakukan, kata Ali, yaitu berpura-pura masuk kerja dan melakukan absensi.

Saat apel pagi, oknum PHL tersebut datang. Namun di lapangan, tak terlihat PHL tersebut bekerja.

"Kalau istilahnya itu delapan kosong empat, jam 08.00 WIB ada, siangnya kosong (tidak masuk kerja), jam 16.00 WIB ada," ujar Ali saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/10/2016).

(Baca juga: Dinas Kebersihan DKI Pecat Dua PHL yang Lakukan Pungli)

Ali mengatakan, hal itu ditemukan saat dirinya baru menjabat sebagai Wakil Ketua Dinas Kebersihan DKI. Saat itu, kata Ali, absensi masih dilakukan secara manual.

Pihaknya mencurigai adanya sejumlah PHL yang bekerja sama dengan administrator yang menangani absensi PHL untuk memanipulasi data kehadiran.

Mengetahui hal itu, Pemda DKI memberlakukan absensi melalui sistem finger print atau sidik jari.

Hasilnya, sebanyak 400 orang PHL UPK Badan air dipecat karena terbukti melakukan perbuatan indisipliner.

Adapun PHL yang dipecat karena tindakan indispliner ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan PHL yang melakukan pungli.

"Dari jumlah memang lebih banyak yang dipecat karena tidak masuk, tetapi meski PHL yang pungli sedikit, dampaknya kan besar," ujar Ali.

(Baca juga: PHL UPK Badan Air Jakarta Utara Diancam Tidak Diperpanjang Kontraknya)

Kompas TV Pekerja TPST Dialihkan Jadi PHL Dinas Kebersihan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com