JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menghadiri peresmian posko yang dinamakan "Pendopo" oleh sejumlah kelompok relawannya di sebuah bangunan bekas restoran di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2016).
Kelompok relawan yang meresmikan "Pendopo" ini adalah "Sohib Anies-Sandiaga", "Gardu Massa", dan "Asik" (Anies-Sandiaga Idola Kita).
"Kami namakan 'Pendopo' karena terinspirasi dengan halaman rumah Pak Anies, yang biasa disebut pendopo juga. Di sana, Pak Anies sering menerima tamu dan diskusi bersama. Bahkan, saat relawan mendorong Pak Anies menjadi bakal calon gubernur itu terjadi di pendopo," kata koordinator relawan Anies-Sandiaga, M Chozin, di lokasi.
(Baca juga: Anies Minta Bantuan Manajemen Facebook untuk Bersihkan Akun yang Mengatasnamakannya)
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Anies yang tiba di Pendopo sekitar pukul 17.30 WIB. Ia langsung disambut oleh para relawan begitu tiba di lokasi.
Sebagian besar relawan yang merupakan ibu-ibu itu menyanyikan yel-yel untuk Anies.
Mereka juga membacakan deklarasi komitmen kelompok relawan masing-masing untuk memenangkan Anies dan pasangannya, Sandiaga Uno, pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Chozin menyampaikan, tempat yang mereka jadikan "Pendopo" itu awalnya merupakan sebuah restoran Eropa bernama Common House.
Pemilik restoran tersebut berada di Australia. Pada awal bulan ini, pemilik restoran telah menutup usahanya di tempat tersebut.
"Ada relawan senior yang kenal sama pemiliknya. Lobi-lobi, akhirnya kami boleh pakai jadi posko relawan. Bisa dibilang, ini posko relawan paling besar dari ratusan posko lain di Jakarta," tutur Chozin.
Dia menyampaikan, pemilik restoran tidak mengenakan biaya sewa kepada kelompok relawan.
Para relawan hanya diminta untuk membiayai urusan operasional yang menyangkut pembayaran listrik, air, dan internet di sana.
Bahkan, untuk fasilitas penunjang di dalam, kata Chozin, banyak yang berasal dari sumbangan relawan.
"Di sini jadi tempat semua relawan berkumpul, berkomunikasi, dan konsolidasi terkait pemenangan Anies-Sandi. Relawannya juga bukan cuma anak muda, tetapi orangtuanya juga banyak," ujar dia.
(Baca juga: Anies: Blok G Tanah Abang Sudah Ditata, tetapi Malah Menimbulkan Masalah Baru)
Chozin mengaku tidak tahu berapa biaya sewa bangunan tersebut selama masih dipakai sebagai restoran.
Secara terpisah, petugas keamanan di sana, Hendra, menyampaikan bahwa tempat itu sebagai salah satu destinasi kuliner yang cukup elite.
Bahkan, ketika Common House masih beroperasi tiga tahun terakhir, banyak pelaku usaha di luar pemilik restoran yang menyewa tempat di lantai dasar bangunan tersebut.
"Dulu ini ramai, bisa gunting rambut atau belanja baju di bawah, di lantai atasnya restoran. Buat sewanya itu Rp 600 sampai 650 juta per tahun. Cuma, ini ditutup gara-gara bangkrut," ucap Hendra.
(Baca juga: "Pak Anies, Belanja Dong, Belum Laku Dua Minggu Nih")
"Pendopo" akan dimanfaatkan oleh para relawan mulai hari ini hingga menjelang pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada 15 Februari 2017.
Tempat itu juga akan difungsikan sebagai pusat pertemuan para relawan yang diakui Chozin sudah tersebar di semua kelurahan yang ada di Jakarta.