Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Kondisi Gedung Panin Bank di Bintaro Setelah Perobohan Tahap Kedua

Kompas.com - 23/10/2016, 15:18 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
PT Wahana Infonusa selaku kontraktor pelaksana pembongkaran gedung Panin Bank, sudah melakukan perobohan tahap kedua bangunan tersebut. Kini, gedung yang telah mangkrak selama 21 tahun lebih itu masih menyisakan bagian inti atau core dan satu sisi samping untuk dirobohkan lagi dalam waktu dekat.

"Saat ini, kami masih dalam persiapan untuk merobohkan bagian di zona tiga dan menyiapkan posisi crane supaya bisa lebih maksimal untuk mengangkat beban nanti selain dari persiapan untuk pelemahan di bagian strukturnya," kata Project Manager PT Wahana Infonusa, Ari Yudhanto, kepada Kompas.com, Minggu (23/10/2016).

(Baca: Gedung Panin Bank Diperkirakan Roboh Keseluruhan Sebulan Lagi)

Adapun perobohan gedung tahap pertama atau di zona satu telah berlangsung pada Kamis (20/10/2016) dini hari. Lalu perobohan tahap kedua di zona dua telah terlaksana pada Sabtu (22/10/2016) dini hari.

Dari dokumentasi PT Wahana Infonusa yang diterima Kompas.com, nampak bagian yang roboh, baik di zona satu dan dua, merupakan bagian yang memang sudah rapuh.

Beberapa bagian gedung tersebut didapati rapuh akibat proses pembongkaran sepihak oleh pihak Panin Bank pada Juni 2016 yang akhirnya membuat salah satu bagian tiba-tiba roboh dengan sendirinya.

Untuk proses perobohan di zona tiga, akan sedikit berbeda dengan zona sebelumnya, karena bagian yang akan dirobohkan adalah inti atau core gedung yang paling kuat.

(Baca: Teknik Perobohan Gedung Bank Panin Tak Ada dalam Nomenklatur Internasional)

Ari menjelaskan, pihaknya masih akan menggunakan metode perobohan yang sama, yakni menumpuk puluhan karung pasir, dengan berat masing-masing satu setengah ton.

Harapannya, perobohan bagian inti gedung Panin Bank akan sama dengan perobohan sebelumnya, yakni material bangunan jatuh secara progresif dari atas ke bawah.

Pihaknya juga mengatur agar perobohan gedung hanya terjadi pada malam hari, supaya tidak mengganggu aktivitas warga di sekitar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisir Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisir Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com