Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Baswedan, Tanggung Jawab Moral dan Mencari Orang-orang Baik

Kompas.com - 26/10/2016, 09:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

"Kepemimpinan yang akan dihadirkan adalah yang bisa mengeksekusi rencana, bukan yang memesona sosial media. Jadi kira-kira kalau diambil 10-20 program untuk kelas menengah, jalanlah glorifikasi itu. Tapi datanglah kampung-kampung miskin itu...," kata Anies.

Anies juga menekankan rendahnya rasio gini atau ketimpangan Jakarta yang mencapai 0,411. Anies mengatakan angka yang sama dipegang Tunisia ketika gelombang Arab Spring tahun lalu.

Ia mengatakan kemajuan harusnya dialami semua, bukan sebagian.

"It's a time bomb. Saya datang ke tempat orang miskin di pelosok, di pesisir, kemiskinan diiringi rasa bahagia dan harapan. Di sini keputusasaan, lain sekali rasanya, seorang gubenrur harus bisa membendung itu semua," ujar Anies.

Anies memaparkan kekurangan Jakarta lainnya seperti keamanan kota, air bersih, dan inflasi. Bagi Anies, prestasi-prestasi pemerintah untuk kelas menengah menampilkan citra yang baik lewat gaungnya yang kencang.

Namun kelompok miskin tetap tak tersentuh. Anies juga menyampaikan bahwa ia akan mengedepankan partisipasi publik dalam membangun Ibu Kota. Partisipasi publik, lanjut dia, secara langsung akan membangun budaya antikorupsi dan kerja yang bertanggung jawab.

"Bagaimana kita tahu (kinerja pemerintah)? Itu masalahnya. Justru yang saya mau bangun ekosistem di Jakarta lewat informasi. Kelurahan saya tahun ini dapat uang berapa? Rencananya apa?. Kalau enggak jalan, yang marah siapa? Gubernurnya atau warganya? Itu perbedaannya," katanya.

Anies lantas menceritakan pengalamannya saat masih menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ketika itu, Anies kerap minta ditemani non-PNS setiap kunjungan kerja beberapa hari ke daerah-daerah.

"Supaya ada kontrol dekat. Kalau yang ikut rakyat itu moral pressure langsung hadir," ucap dia.

Mencari orang baik

Lalu, bagaimana Anies yakin konsep-konsepnya soal Jakarta bisa terlaksana? Anies bertumpu pada kondisi-kondisi yang menurutnya bisa membuatnya menang. Jakarta dinilainya memiliki lingkup yang lebih sempit dari daerah lain sehingga masyarakatnya lebih mudah dijangkau.

"Kalau ini pilkadanya di Jawa Barat mboten mawon, lha mau jangkau dari Kuningan, Cirebon, Depok, Bekasi, enggak mungkin dikerjain. Kemudian penetrasi online-nya rendah. Tetapi kalau Jakarta, satu hari bisa ke mana saja, saya merasa connectivity-nya," kata Anies

Kedua, menurut Anies, ia merasa beruntung bisa didukung oleh dua partai, yakni Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Anies tak bisa membayangkan rumitnya konsolidasi dengan banyak partai.

"Enggak rumit, saya enggak bisa membayangkan didukung lima partai menyamakan semuanya. Dua-duanya (Gerindra dan PKS) bekerja dengan kedisiplinan tinggi dibanding partai-partai lain," kata Anies.

Hal ketiga, banyak teman Anies dari luar partai politik yang mau turun tangan bekerja untuknya. Menurut Anies, mereka yang tergabung dalam tim pemenangan ini bisa mengampanyekan ke publik soal kinerja Anies selama menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com