Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Hari Terakhir Ahok Berkantor di Balai Kota

Kompas.com - 28/10/2016, 09:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamis (27/10/2016) kemarin adalah hari terakhir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berkantor di Balai Kota. Basuki yang akrab disapa Ahok itu mengambil cuti untuk berkampanye pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Ahok akan cuti selama sekitar empat bulan, mulai dari 28 Oktober 2016-11 Februari 2017. Tak banyak perbedaan kegiatan yang dilakukan Ahok dengan hari-hari sebelumnya.

Seperti biasa, ia mengawali kegiatan dengan melayani aduan warga. Warga yan datang dari segala penjuru itu memadati pendopo Balai Kota DKI Jakarta sejak pagi.

Ada yang sekadar ingin berfoto bersama, ada pula yang ingin mengadukan permasalahan mereka. Contohnya seperti Juju Juansih (52) yang menangis dan memohon agar diberikan rumah susun oleh Pemprov DKI Jakarta.

Jessi Carina Warga Duren Sawit, Juju Juansih, mengadu dan meminta rusun kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Warga Duren Sawit, Jakarta Timur itu mengaku sudah tidak sanggup membayar rumah kontrakannya. Ia juga mengaku kerap kebanjiran.

Menanggapi hal itu, Ahok meminta stafnya menghubungi Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan dan meminta Juju membuat berkas permohonan menetap di rusun. Setelah sekitar satu jam melayani warga, giliran Ahok melayani wawancara bersama wartawan.

Ia menjawab berbagai pertanyaan, mulai dari persiapan kampanye, hari terakhirnya bekerja di Balai Kota, hingga tanggapannya tentang pelemparan botol kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat mengikuti penertiban pedagang kaki lima (PKL) Stasiun Kota, beberapa waktu lalu.

Mengenalkan Sumarsono kepada PNS DKI

Agenda Ahok selanjutnya adalah memperkenalkan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono kepada pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta. Ia memperingatkan PNS untuk tidak menganggap remeh Sumarsono atau yang akrab disapa Soni tersebut.

"Bapak ibu juga jangan, 'ahh (Plt Gubernur) ini enak nih'. Ini Pak Soni (sapaan akrab Sumarsono) lebih gila kerjanya daripada saya, ini lebih gawat ini," kata Ahok.

Ahok menjelaskan, Soni bisa bekerja hingga pukul 01.00 atau 02.00 pagi. Bahkan, lanjut dia, Soni bisa masuk kerja pada hari Sabtu-Minggu. Selain itu, kata Ahok, Soni hanya tidur dua hingga tiga jam tiap harinya.

Ahok mengaku tak bisa mengikuti kebiasaan Soni tersebut. Pada kesempatan itu, Soni juga memperkenalkan diri sekaligus menceritakan latar belakang pendidikannya.

Setelah itu, Ahok mengajak Soni berkeliling Balai Kota DKI Jakarta. Mulai dari Jakarta Smart City Lounge hingga ruang kerja Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

"Smart City ini bagus dan harus dilanjutkan. Kalau perlu kota lain mencontoh Jakarta," kata Soni.

Halaman:


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com