JAKARTA, KOMPAS.com — Selama berlangsungnya pilkada, kerap muncul gesekan-gesekan antarpendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang dapat mengganggu stabilitas keamanan Ibu Kota.
Polda Metro Jaya berupaya membuat kondisi Ibu Kota tetap aman selama berlangsungnya tahapan Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sejumlah langkah telah dipersiapkan guna mengamankan pesta demokrasi itu, mulai dari mempersiapkan personel keamanan hingga bertemu dengan para tokoh masyarakat.
Untuk personel keamanan, selama berlangsungnya Pilkada DKI 2017, Polda Metro Jaya telah menyiapkan 19.000 personel kepolisian. Personel tersebut dipersiapkan untuk mengawal seluruh proses Pilkada DKI 2017.
Tak hanya itu, Polda Metro Jaya juga melatih para personel khusus untuk melakukan pengawalan melekat terhadap masing-masing calon gubernur dan wakil gubernur yang mengikuti kontestasi Pilkada DKI 2017.
Personel itu pun tak sembarangan. Mereka terdiri dari personel Brimob, Sabhara, intelijen, Obvit, dan Satuan Lalu Lintas.
Para personel itu diberi latihan khusus untuk melakukan pengawalan. Tujuannya hanya satu, yaitu agar para cagub dan cawagub merasa aman melakukan kegiatan kampanye dalam Pilkada DKI 2017.
"Para personel itu sudah dibekali dengan latihan bela diri, sudah dilatih menembak, dan sudah lolos tes psikologi," ujar Iriawan dalam acara silaturahim dengan pimpinan partai politik dan tim sukses cagub-cawagub DKI di Main Hall, Polda Metro Jaya, Kamis (27/10/2016).
Bahkan, saat berlangsungnya kampanye, Iriawan memerintahkan para kapolres untuk terjun langsung memimpin pengamanan. Para kapolres diminta untuk selalu melaporkan kepada dirinya tentang perkembangan kondisi di lapangan saat berlangsungnya kampanye.
"Posisi kapolres akan selalu saya monitor, saya bisa cek melalui GPS. Selain itu, saya minta kapolres untuk foto di depan panggung kampanye dan kirimkan ke saya," ucapnya.
Tak hanya itu, Polda Metro Jaya telah menjalin kerja sama dengan Kodam Jaya untuk mengamankan jalannya Pilkada DKI 2017. Salah satu bentuk kerja sama itu adalah saling bertukar informasi mengenai situasi keamanan di Jakarta.
Pertukaran informasi ini akan dilakukan mulai dari tingkat pimpinan hingga ke tingkat paling bawah. Dengan demikian, Iriawan berharap gejolak-gejolak yang terjadi di masyarakat bisa selalu terpantau dan diredam.
Selain itu, mulai tadi malam, Kamis (27/10/2016), kata Iriawan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa telah melakukan patroli bersama di tengah masyarakat.
Iriawan menyampaikan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa merupakan garda terdepan di instansi Polri dan TNI untuk melakukan pendekatan ke masyarakat. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengantisipasi gesekan-gesekan yang terjadi di masyarakat saat Pilkada DKI 2017.
Selain itu, lanjut Iriawan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa dapat berfungsi sebagai pencari informasi dari masyarakat sebagai bagian dari intelijen. Dengan demikian, informasi yang didapatkan mengenai ancaman yang berpotensi membuat situasi di Ibu Kota jadi keruh dapat diketahui untuk ditindaklanjuti.
Selain patroli di dunia nyata, Polda Metro Jaya melakukan patroli di dunia maya. Polda Metro Jaya telah membentuk tim khusus untuk melakukan patroli di media sosial.
Tim itu diperintahkan untuk memantau isu-isu yang menyeruak di media sosial. Sebab, saat berlangsungnya pilkada kerap terjadi kampanye hitam dari aksi provokasi yang dapat menyulut perpecahan.
Bahkan, mantan Kadiv Propam Mabes Polri itu memerintahkan jajarannya untuk langsung menangkap provokator jika menemukannya di media sosial.
"Kalau sudah parah jangan hanya dibin, tapi langsung tegakkan hukum supaya jadi pembelajaran. Contoh berita hoax Kapolri itu ramai dan sudah ditangkap," ujar Iriawan.
Menanggapi perintah Kapolda Metro, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Fadil Imran mengaku telah membentuk tim khusus. Tim tersebut akan dikerahkan untuk patroli di media sosial selama Pilkada DKI 2017 berlangsung.
"Atas perintah Kapolda, kami telah membentuk patroli cyber khusus pilkada untuk menjaga marwah demokrasi," ucap Fadil.
Dalam kesempatan tersebut, Fadil mengimbau kepada semua pendukung pasangan calon agar menciptakan suasana yang sejuk dalam Pilkada DKI 2017.
"Saya ingin mengimbau timses juga untuk menjaga marwah demokrasi, semua punya hak menyampaikan pendapat termasuk melalui medsos. Mari kita bersama-sama menjaga marwah demokrasi di dunia maya," kata Fadil.
Masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 dimulai pada 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017. Seusai masa kampanye, pemilihan akan dilakukan pada 15 Februari 2017.
Pilkada DKI Jakarta 2017 diikuti tiga pasangan calon, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.