Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Rencana Ahok Tinjau Kali Sekretaris Berakhir Ricuh

Kompas.com - 03/11/2016, 10:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Rencana calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, meninjau Kali Sekretaris, Rabu (2/11/2016) kemarin, gagal sudah. Sekelompok warga tiba-tiba datang, berteriak, dan berupaya mengejar Ahok.

Saat itu, sekitar pukul 16.15, Ahok tengah berada di Rawa Belong untuk menyapa warga setempat dan menuju Kali Sekretaris. Awalnya suasana terpantau kondusif, tidak terlihat adanya gerak-gerik penolakan terhadap Ahok.

Namun, setelah sekitar 10 menit menyusuri gang untuk menyapa warga, sekelompok warga muncul dari arah berlawanan dan menolak kedatangan Ahok. Sambil menyerukan Takbir, mereka memanggil-manggil nama Ahok.

Mereka membawa beberapa spanduk penolakan terhadap mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Ahok yang baru saja keluar dari sebuah gang terlihat sesekali menengok ke arah pendemo.

Namun, pengawal pribadi serta polisi menghalanginya. Para pengawal langsung mengarahkan Ahok untuk berjalan menjauh dari para pendemo.

Bukannya semakin menjauh, pendemo berupaya mengejar Ahok. Bahkan jarak antara Ahok dengan pendemo hanya sekitar 10 meter. Kedua pihak hanya terhalang oleh polisi dan awak media.

Sementara para pendemo masih berkutat dengan aksi mereka, Ahok justru terlihat tenang dan tetap menyapa warga.

Saat itu, banyak warga yang berada di depan rumah mereka masing-masing. Ahok menyalami warga sembari menanyakan keadaan mereka.

"Eh Bu, apa kabar? Gimana Bu, sering kebanjiran enggak?," tanya Ahok kepada salah seorang Ibu yang tengah berada di depan rumahnya.

"Enggak, Pak. Sudah enggak kebanjiran lagi. Di bawah tuh, Pak, yang suka kebanjiran," jawab Ibu tersebut.

Setelah itu, Ahok melanjutkan blusukannya. Selama berjalan, para pengawal dan polisi terlihat sibuk menengok ke arah pendemo serta saling berkomunikasi satu sama lainnya.

Beberapa polisi berpakaian preman dan bersenjata laras panjang berlari menuju sebuah jalan besar. Mereka kemudian menyetop sebuah mikrolet M24 yang saat itu berisi dua orang penumpang.

"Pak, ini bisa dicarter enggak? Ahok nih Ahok yang mau naik, ke arah Polsek Kebon Jeruk ya," kata polisi berpakaian preman kepada sopir mikrolet tersebut.

(Baca: Penghadangan Kampanye Menurut Ahok-Djarot dan Pesaingnya)

Sang sopir menyanggupi dan menurunkan dua penumpang yang ada di dalam. Saat turun dari mikrolet, penumpang itu sempat bersalaman dengan Ahok yang sudah ada di jalan tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com