JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, Jumat (4/11/2016) pagi, berkampanye di permukiman padat penduduk di Gang Amal, Jalan Bangka Raya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Dalam kunjungannya itu, seorang kiai bernama Salman Yahya (70) mendoakan Sandiaga dengan suara parau seperti orang menangis.
"Dari zaman gubernur Ali Sadikin, Soewiryo, Wiyogo, Soerjadi, Sutiyoso, Fauzi Bowo, Jokowi, sampai sekarang... Belum pernah kurban dilarang," kata Kiai Salman.
Salman memprotes larangan berkurban di sekolah yang sempat dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta. Kiai Salman juga bicara soal keadilan, bagaimana pemerintah membangun gedung namun 'menghancurkan' kota.
Salman mengajak warga memilih Anies dan Sandiaga agar kebijakan-kebijakan yang merugikan tak terulang lagi.
"Jangan ditunda lagi ibu-ibu, nggak ada alternatif lain," kata Salman.
Salman lalu membacakan berbagai doa. Menyusul warga-warga lainnya yang mengelu-elukan nama Sandiaga dan membaca doa.
Sandiaga yang mengamini doa-doa yang ditujukan kepadanya, berterimakasih kepada warga. Ia mengaku keikutsertaannya dalam pilkada DKI bukan untuk mencari kekuasaan, melainkan untuk kemaslahatan rakyat.
"Saya nggak mencari kekuasaan, saya nggak mau cari posisi, tapi saya mau berjuang sama rakyat dengan keadilan dan membahagiaan rakyatnya. Ini adalah perjuangan kita bersama," ujarnya.