Sulistiono menambahkan, salah satu indikator tercemarnya sungai adalah kandungan pH dan oksigen di sungai rendah karena banyak sulfida, amonia, dan nitrit. Nah, ikan sapu-sapu merupakan salah satu spesies yang dapat hidup dalam ekosistem dengan pH dan oksigen rendah.
"Jika kualitas perairan sungai membaik, maka ikan gabus dan sepat juga dapat hidup," ucap Sulistiono.
Royani mengakui, meskipun masih tercemar, aliran Kali Ciliwung cenderung lebih baik dalam tiga tahun terakhir. Mulai timbulnya kesadaran warga melalui berbagai komunitas dan keberadaan petugas Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang kerap membersihkan sampah di sungai menjadi salah satu faktor membaiknya kondisi lingkungan Ciliwung.
Tidak salah jika warga Jakarta berharap suatu saat nanti ikan sapu-sapu benar-benar pergi dari Kali Ciliwung, digantikan oleh ikan lain. Sebab, itu berarti air Kali Ciliwung sudah bersih, jernih, kinclong.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 November 2016, di halaman 28 dengan judul "Ikan Sapu-sapu Akankah Berlalu".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.