Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Pembangunan Rusun yang Distop...

Kompas.com - 07/11/2016, 07:39 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir pekan lalu, Sabtu (5/11/2016), Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengunjungi dua rumah susun yang pembangunannya dihentikan.

Kedua rusun tersebut adalah Rusun Rawabebek di Jakarta Timur dan Rusun Marunda di Jakarta Utara. 

Itu merupakan dua dari 7 rusun yang pembangunannya dihentikan.

Pembangunan 4 blok Rusun Rawabebek oleh PT Permata Dwi Lestari dihentikan karena terkait dengan masalah keselamatan kerja.

Pemprov DKI mencatat adanya kelalaian pekerja yang berjalan tanpa sepatu di lokasi proyek.

Selain itu, mereka merokok di lokasi proyek dan meninggalkan sampah botol di pipa pengecoran.

(Baca juga: Pembangunan Rusun Rawabebek Distop karena Pekerja Merokok dan Tak Bersepatu)

Sumarsono mengaku bisa memahami kenapa Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghentikan pembangunan rusun ini.

"Jadi jangan bilang 'hanya' (soal masalah keselamatan kerja) karena ini menyangkut nyawa manusia, bisa berbahaya," ujar Sumarsono.

Sementara itu, di Rusun Marunda, penghentian pembangunan terjadi karena persoalan administrasi.

Ada dokumen yang belum dilengkapi oleh PT Ganiko Adiperkasa selaku perusahaan kontraktor rusun.

Sumarsono memperhatikan kesamaan penyebab dihentikannya pembangunan rusun ini.

"Karena kepingin cepat, belum lengkap sudah lari duluan," ujar Sumarsono.

Ia kemudian mengaitkan dengan 14 proyek lelang yang dia hentikan.

Sumarsono mengatakan, lelang dini tersebut dilakukan juga karena Pemprov DKI ingin segera mengerjakan pembangunan.

Namun, kata dia, Pemprov DKI akhirnya lupa bahwa untuk melaksanakan lelang, pembahasan KUA-PPAS harus selesai dulu.

"Sebenarnya karena keinginan untuk cepat dan segera melayani rakyat inilah yang akhirnya membuat secara administratif tidak dipenuhi," ujar Sumarsono.

Dia pun mengingatkan kembali pentingnya mengikuti prosedur. Meski ingin cepat bekerja, kata dia, prosedur administrasi jangan sampai diabaikan.

Pembangunan di 5 rusun dipertimbangkan dilanjutkan

Totalnya, ada 7 rusun yang pembangunannya dihentikan, yaitu Rusun Cakung Barat, Rusun Bekasi KM2, Rusun Rawabebek, Rusun Jatinegara Kaum, Rusun Pinus Elok, Rusun Marunda, dan Rusun Semper.

Namun, Sumarsono mengatakan, dua rusun dipastikan tidak bisa lagi dilanjutkan pembangunannya. Dua rusun itu adalah Rusun Jatinegara Kaum dan Rusun Pinus Elok.

"Kontraktor dua rusun itu di-blacklist oleh Bogor," ujar Sumarsono.

Sementara itu, pembangunan di lima rusun lainnya masih mungkin untuk dilanjutkan.

(Baca juga: Lelang Dibatalkan, Rusun dan Rumah Sakit Kemungkinan Gagal Dibangun)

Namun, Sumarsono ingin tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat meninjau terlebih dahulu lima rusun itu.

Hasil pemeriksaan tim dari kementerian akan dijadikan "second option" untuk memutuskan kelanjutan pembangunan rusun itu, apakah bisa dilanjutkan atau tidak.

Sebab, menurut Sumarsono, tidak boleh ada investasi pemerintah yang mubazir. Apalagi, ada 11.000 warga Jakarta yang menunggu ketersediaan rusun.

"Minggu depan tim akan bergerak datang kemudian baru kita bicarakan kembali. Pokoknya segera diputuskan agar tidak ngambang," ujar Sumarsono.

"Saya pahami kenapa kemarin distop pembangunannya, tetapi harus ada solusi bagaimana penyelesaiannya," tambah dia.

Kompas TV 227 Warga Bukit Duri Tempati Rusun Rawa Bebek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Megapolitan
Heru Budi Umumkan 'Jakarta International Marathon', Atlet Dunia Boleh Ikut

Heru Budi Umumkan "Jakarta International Marathon", Atlet Dunia Boleh Ikut

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Kota Jakarta, Masyarakat Menyemut di Kawasan Bundaran HI sejak Pagi

Pencanangan HUT ke-497 Kota Jakarta, Masyarakat Menyemut di Kawasan Bundaran HI sejak Pagi

Megapolitan
Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba: Satu Direhabilitasi, Satu Ditahan

Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba: Satu Direhabilitasi, Satu Ditahan

Megapolitan
Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Megapolitan
Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com