Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seringnya Ancaman pada Kampanye Ahok-Djarot, Ini Tanggapan Pihak Kepolisian

Kompas.com - 10/11/2016, 16:36 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

 

Tentunya kalau memang ada ancaman itu, tentunya kita juga akan pertebal. Itu sudah biasa lah ya, tapi kalau jumlahnya berapa, itu sangat subjektif dari kapolres masing-masin jajaran, berapa untuk merencanakan pengamanan itu. Sesuai penilaian para kapolreslah.

Wartawan: Pihak kepolisian minta paslon untuk kirimkan jadwal kampanyenya?

Awi: Kita memang sudah menyampaikan itu, karena memang seyogianya dari KPUD yang membuat jadwal itu. Tapi kan sekarang ini mereka kebanyakan kampanyenyakan dialogis, maksudnya  kayak bkusukan-blusukan gitu, ini yang kadang-kadang memang kita sarankan memang harus betul-betul komunikatif dengan pihak keamanan sehingga setiap kemana paslon pergi, minimal tim sukses mengabari dulu ke kita H-1. Minimal sampaikan ke kita.

Ya kalau memang belum ada jadwal dari KPUD minimal itu yang kit bisa jadi pegangan. Sehingga kita jangan lagi dibilang polisi kecolongan.

Wartawan: Kalau ada penolakan apa tidak bisa polisi menertibkan? 

Awi: Kan selama ini kita tertibkan.

Wartawan: Dengan adanya penolakan itu hak berkampanye paslon jadi tidak bisa berkampanye?

Awi: Kita kan tidak bisa melarang hak konstitusional seseorang. Dalam artian, kalau masyarakat mau teriak yel-yel pasangan calon kan kita juga tidak bisa menghalangi mereka. Cuma kita menyekat jangan sampai paslonnya yang disentuh, jangan sampai paslonnya diciderai. Itu yang bisa kita lakukan. Kan ini hak konstitusi seluruh masyarakat Jakarta.

Wartawan: Paslon kan punya hak berkampanye dan masyarakat punya hak buat dengarkan visi misi, kan jadi terganggu kalau ada penolakan?

Awi: Polisi juga punya diskresi kepolisian kapan saat-saat ini bisa membahayakan dari paslon tentunya ini kan tidak dibiarkan. Masa kita biarkan paslonnya dilempari dulu baru kita amankan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com