Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soni Tegaskan Ahok Tak Boleh Instruksikan Kepala Dinas Selama Cuti Kampanye

Kompas.com - 14/11/2016, 15:41 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono tidak mempermasalahkan layanan aduan warga yang dibuka calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Rumah Lembang.

Menurut Sumarsono, aduan warga itu dapat menjadi bahan catatan atau saat Basuki (Ahok) mengikuti debat cagub-cawagub nanti.

"Tapi kapasitas dia (Ahok) dalam aduan itu bukan sebagai gubernur, itu jadi media kampanye dia. Bisa juga metode pembaruan ketika banyak ditolak datang, akhirnya dimodifikasi rakyat saja yang datang," ujar Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (14/11/2016).

(Baca: Bertemu Warga di Rumah Lembang, Ahok Kebanjiran Doa)

Sumarsono juga menegaskan bahwa aduan warga di Rumah Lembang berbeda dengan aduan di Balai Kota seperti ketika Ahok masih menjadi gubernur aktif.

Saat melayani aduan di Balai Kota, Ahok bisa menghubungi kepala dinas untuk menindaklanjuti aduan tersebut.

Namun sekarang, kata Sumarsono, Ahok tidak boleh menginstruksikan kepala dinas untuk merespons aduan warga.

"Tidak boleh ada garis instruksi dari pasangan calon ke pemerintah daerah. Kepala SKPD tidak usah merespons instruksi dari paslon (pasangan calon). Satu-satunya instruksi hanya dari plt gubernur untuk menjaga netralitas," ujar Sumarsono.

(Baca: Beda Sesi Curhat Warga kepada Ahok Saat di Balai Kota dan di Rumah Lembang)

Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membuka kesempatan bagi warga yang ingin melaporkan permasalahannya atau sekadar berfoto bersama di Rumah Lembang, di depan Taman Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat.

Layanan ini dibuka mulai pukul 08.00-10.00 WIB.

Aduan warga tersebut bisa ditindaklanjuti ketika Ahok selesai cuti kampanye dan kembali aktif menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Kebiasaan Ahok untuk melayani aduan warga sebenarnya sudah diterapkan ketika dia aktif menjadi gubernur. Tiap pagi di Balai Kota DKI, sekelompok warga menunggu Ahok tiba untuk mengadukan permasalahannya.

Kompas TV Ahok Ubah Strategi Kampanye
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com