Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP Copot Spanduk "Asal Bukan Ahok" di Kebon Kacang

Kompas.com - 23/11/2016, 14:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Personel Satpol PP menurunkan spanduk yang memuat tulisan "Asal Bukan Ahok" di Jalan Kebon Kacang Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016) siang.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Jupan Royter langsung menginstruksikan anak-anak buahnya untuk menurunkan spanduk tersebut.

"Terkait spanduk provokatif di Kebon Kacang sudah kami tertibkan," kata Jupan kepada Kompas.com, Rabu (23/11/2016).

(Baca juga: Ada Spanduk "Asal Bukan Ahok, Calon Gubernur Kite Agus, Basuki, dan Anies")

Dia mengatakan, penertiban spanduk tersebut dilakukan atas koordinasi Satpol PP wilayah dengan Panwaslu tingkat kecamatan.

Sebelumnya, spanduk berwarna putih berukuran 2x3 meter soal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 dipasang di sebuah gang di Jalan Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat.

Spanduk itu berisi ajakan untuk tidak memilih calon gubernur DKI Jakarta tertentu. "Calon gubernur kite ABA. Agus, Basuki, dan Anies. Asal Bukan Ahok," begitu tulisan di dalam spanduk tersebut.

(Baca juga: Bawaslu DKI Masih Mencari Pelaku Pemasangan Spanduk Provokatif)

Huruf-huruf di spanduk tersebut berwarna hitam, sedangkan warna huruf A, B, dan A berbeda dengan huruf lainnya, yakni berwarna merah.

Jika melihat spanduk tersebut, warga akan mempersepsikan ABA sebagai "Agus, Basuki, dan Anies", serta "Asal Bukan Ahok".

Kompas TV Kelanjutan Kasus Hukum Ahok (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com