Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra Sudah Tak Perhitungkan Ahok dalam Pilkada

Kompas.com - 02/12/2016, 07:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Syarif menegaskan pihaknya sudah tidak lagi memerhitungkan calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada kontes Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Partai Gerindra mengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai calon gubernur-wakil gubernur DKI.

"Saya prihatin ya, kami sekarang sudah tidak memperhitungkan Ahok. Ahok keluar dari gelanggang karena dirinya sendiri. Dia sudah susah dihitung dalam bidak catur politik pilkada," kata Syarif, kepada Kompas.com, Kamis (1/12/2016).

(Baca: Ahok: Aku Orangnya Pasrah Saja, Hidup Ini Kan Ada yang Atur)

Pernyataan Ahok yang diduga menistakan agama saat berada di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu, kata Syarif, berdampak pada banyak hal, mulai dari Ahok yang ditetapkan sebagai tersangka, elektabilitas menurun, hingga semakin menjauh dari masyarakat.

Contohnya, saat masa kampanye, Ahok lebih banyak berkampanye di Rumah Lembang ketimbang blusukan ke kampung-kampung. Syarif menganggap, Ahok tak bisa mengontrol diri.

"Ahok keluar dari bidak percaturan bukan karena faktor hebatnya Anies atau Agus (calon gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono). Faktor kehebatan Ahok yang tidak bisa mengendalikan diri sudah tidak bisa dihitung lagi dalam bidak catur, ada di mana? Saya belum lihat, malah semakin menjauh dari rakyat," kata Syarif.

(Baca: Ini Komentar Prabowo soal Kelanjutan Perkara Ahok di Kejagung)

Sebagai sahabat, sekretaris tim pemenangan Anies-Sandiaga itu merasa prihatin dengan kasus yang menimpa Ahok. Ia berharap, Ahok dapat mengontrol tutur kata ke depannya. Dia mengaku senang jika Ahok berjanji akan mengubah gaya bicaranya.

"Ya baguslah karena diri sendiri enggak bisa menempatkan dalam bidak catur gitu lho. Tidak bisa kontrol sehingga menciptakan trouble baru dalam dirinya sendiri," kata Syarif.

Kompas TV Perjalanan Proses Hukum Kasus Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com