"Saya lihat sendiri para profesional muda sekali kena mengajar mereka tidak bisa lepas dengan ikatan dengan anak-anak di situ," ujar Anies.
(Baca juga: Anies Jawab "Fitnah" soal Isu Kawin Lagi, Pengikut Syiah, dan Anggota JIL)
Ia menyatakan, apa yang dipaparkannya itu sudah pernah diterapkannya saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Anies mencontohkan penyelengaraan Olimpiade Matematika yang diadakan di Malang pada 2014.
Menurut Anies, penyelengaraan Olimpiade Matematika tingkat nasional 2014 di Malang itu merupakan yang pertama kalinya diadakan di luar kota besar.
Sebelum Anies menjadi Mendikbud, penyelenggaraan Olimpiade hanya dilakukan di kota-kota besar, seperti Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya, atau Palembang.
Sebab, hanya kota-kota itulah yang punya hotel-hotel besar untuk penginapan peserta acara.
"Jadi kalau mau bikin acara di Bojonegoro enggak bisa. Mau bikin di Kutai enggak cukup. Memang republik ini cuma milik kota besar? Solusinya apa? Yang kita lakukan adalah eksperimen di Kota Malang," ujar Anies.
Saat penyelenggaraan Olimpiade Matematika tingkat nasional tahun 2014 di Malang, Anies menyebut ada sekitar 2.000 peserta yang menginap di rumah-rumah guru, siswa, dan warga lainnya yang ada di seluruh Malang.
"Lokasi acaranya tetap, tetapi nginep-nya bukan di hotel lagi. Se-Malang isinya peserta Olimpiade. Anak kita bertemu dengan keluarga-keluarga di sana," kata Anies.
(Baca juga: Anies: Ketegasan Tak Harus Diiringi dengan Sikap Kasar)
Ia menuturkan, pola yang dijalankannya itu memang sempat menimbulkan kebingungan birokrasi karena standar biaya umum pelaksanaan kegiatan di kementerian biasanya mengacu pada biaya kamar hotel.
"Akhirnya diskusi dengan Kementerian Keuangan dan ketemu satuannya yang bisa diberikan kepada keluarga buat keluarga itu membiayai. Ada yang diantar naik motor, naik angkot, diantar mobil. Indonesia kembali sebagai sebuah gerakan gotong royong," ucap Anies.
Menurut Anies, membangun Jakarta bukan hanya sekadar menyiapkan program, melainkan juga mengajak partisipasi masyarakat.
"Saya bayangkan Jakarta dikelola dengan cara seperti itu (gerakan), jadi kepemimpinan yang beda," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.