Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Dulu yang Eselon III dan IV Enggak Lapor Harta, padahal "Nyolong" Paling Gede

Kompas.com - 06/12/2016, 11:35 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengatakan bahwa solusi paling baik untuk memberantas korupsi adalah dengan menerapkan transparansi.

Ahok mengaku telah menerapkan prinsip transparansi itu hingga ke tingkat paling bawah, seperti lurah dan camat, selama ia memimpin Ibu Kota.

"Saya mulai meminta semua pejabat eselon hingga eselon IV hingga lurah itu melaporkan LHKPN sehingga saya tahu persis lurah ini kekayaannya berapa," ujar Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Selasa (6/12/2016).

"Dulu (pejabat) eselon IV enggak perlu lapor, padahal nyolong paling gede itu di eselon IV dan eselon III," tambah Ahok.

(Baca juga: Cerita Ahok Tolak Sogokan Arloji "Richard Mille" dari Anak Buahnya)

PNS di tingkat kelurahan dan kecamatan, kata dia, paling rawan melakukan tindak pidana korupsi karena banyaknya proyek yang bersinggungan langsung dengan warga.

Lurah dan camat juga dinilainya paling dekat dengan warga sekitar sehingga rawan ditawari uang suap untuk berbagai perizinan.

Ahok mengatakan, semua pejabat pemerintah harus bersedia transparan dalam hal pemberian izin. Mereka juga harus bersedia membuka semua data kepada masyarakat umum.

Ahok juga menyampaikan, hal itulah yang selalu dia contohkan kepada PNS DKI dengan cara menyebarkan isi rapat-rapat di Pemprov DKI Jakarta melalui YouTube.

Ahok menerapkan sistem pembayaran non-tunai untuk setiap transaksi di Pemprov DKI.

(Baca juga: Nasihat Relawan kepada Ahok...)

Menurut Ahok, semua itu adalah upayanya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi.

"Karena kalau siapa pun yang mau jadi pejabat, dia harus jadi orang yang paling banyak melayani," ujar Ahok.

Kompas TV Ahok Kritik Program Bantuan Sosial dalam Kampanye Pilkada
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com