Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Agus-Sylvi 37,1 Persen, Ahok-Djarot 33 Persen, Anies-Sandi 19,5 Persen

Kompas.com - 21/12/2016, 06:19 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Litbang Kompas pada Desember ini melakukan survei untuk melihat preferensi publik dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Hasilnya menunjukkan elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni tercatat paling tinggi, yakni 37,1 persen. Posisi itu dibayangi ketat oleh pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang mendapat 33 persen responden. Di posisi ketiga pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan potensi keterpilihan 19,5 persen.

Responden yang belum menentukan pilihan tercatat sebesar 10,4 persen.

Litbang Kompas menyebutkan, tingkat elektabilitas ketiga pasangan calon belum pada posisi dominan menguasai separuh potensi suara pemilih. Dengan memasukkan angka margin error plus minus 3,46 persen, potensi elektabilitas Agus-Sylvi masih beririsan dengan potensi elektabilitas Ahok-Djarot.

Rentang irisan potensi elektabilitas kedua pasangan calon itu ada di angka 33,64 persen sampai dengan 36,46 persen. Itu artinya, kedua pasangan calon masih berpeluang memperoleh suara dalam rentang irisan angka elektabilitas tersebut.

Pasangan petahana Ahok-Djarot kurang mendominasi angka elektabilitas meski memiliki tingkat popularitas tinggi dan catatan tentang kinerja yang positif. Kondisi itu boleh jadi tidak lepas dari tingkat resistensi yang relatif tinggi pada pasangan itu dibandingkan dengan dua pasang penantangnya.

KOMPAS.com Hasil survei Litbang Kompas
Survei Litbang Kompas itu merekam, sebanyak 51,5 persen responden mengaku tidak akan memilih pasangan petahana lagi. Faktor gaya komunikasi dan kasus hukum yang menjerat Ahok menjadi alasan dominan.

Tingkat resistensi yang sama tercatat juga pada pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandi. Penolakan terhadap dua pasangan ini lebih karena belum berpengalaman memimpin sebuah organisasi pemerintahan daerah.

Sebaliknya, pengalaman dan rekam jejak kinerjalah yang menjadi nilai positif bagi pasangan Ahok-Djarot. Hasil survei merekam separuh lebih responden yang akan memilih pasangan petahana itu didorong oleh kinerja Ahok-Djarot yang sudah terbukti.

Secara umum, soal kinerja ini diakui 67,6 persen responden yang menyatakan Ahok relatif berhasil memimpin Jakarta.

Pemilih loyal

Dari sisi karakter pemilih, pemilih pasangan Ahok-Djarot paling loyal dibandingkan dengan pemilih dua pasangan lainnya. Loyalitas di sini dimaknai sebagai pemilih yang sudah mantap dengan pilihannya dan tak akan mengubah pilihannya.

Survei itu mencatat 61,7 persen pemilih pasangan Ahok-Djarot menyatakan tidak akan mengubah pilihannya. Angka itu relatif paling tinggi dibandingkan dengan loyalitas pemilih dari dua pasangan calon lainnya.

Pemilih loyal Agus-Sylvi sebanyak 55,9 persen, sementara pemilih loyal Anies-Sandi ada 54,5 persen.


KOMPAS.com Hasil survei Litbang Kompas
Sebaliknya, responden yang menyatakan masih mungkin berubah pilihan paling tinggi ada di pemilih pasangan Anies-Sandi, yakni 26,3 persen, kemudian pemilih Agus-Sylvi 21,9 persen, dan Ahok-Djarot 16,7 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com