JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengibaratkan pelaksanaan pemungutan suara pada Pilkada DKI 2017 yang semakin dekat seperti lari maraton.
Dengan waktu yang tersisa, Sandi harus meyakinkan warga Jakarta dengan kepemimpinan yang dia tawarkan bersama pasangannya, calon gubernur Anies Baswedan.
"45 hari lagi (pemungutan suara), kami melihat bahwa ini kalau ibarat maraton sudah masuk kilometer ke 30 dari 42," ujar Sandi di Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (1/1/2017).
Dia menuturkan, kepemimpinan yang ditawarkan Anies-Sandi adalah kepemimpinan yang menyatukan semua lapisan masyarakat, yang memiliki solusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan, juga solusi pendidikan.
"Kalau nanti di bawah Anies-Sandi, lapangan kerja akan mudah didapat," ucap Sandi.
"Juga masalah pendidikan yang ternyata sekarang, setelah berkeliling di Jakarta lebih dari setahun, saya melihat memang masih banyak program pendidikan yang belum merata," kata dia.
Sandi mengatakan, Anies dan dirinya akan memperbaiki program pendidikan dan lapangan pekerjaan tersebut.
Selain itu, Sandi juga memastikan tidak akan menghapus program Pemprov DKI Jakarta yang sudah baik, salah satunya seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP).
"Yang bagus sekarang sudah jalan, kami akan teruskan. Diperbaiki dengan sentuhan-sentuhan yang lebih inovatif dan kita harapkan Jakarta akan lebih baik lagi, lebih sejahtera," ucap Sandi.
Mengawali 2017 ini, Sandi memulai aktivitasnya dengan berlari di sekitar Kemang. Program "Jakarta Berlari" ini sudah dia jalankan sejak sebelum resmi ditetapkan sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta.
(Baca: Awali 2017, Anies Nostalgia dengan Vespa Tua, Sandiaga Berlari)
Selain sebagai gaya hidup sehat dan mendekatkan diri dengan warga, Sandi menyebut program "Jakarta Berlari" sebagai simbol bahwa Jakarta harus "berlari" untuk mengejat ketertinggalannya.