Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi MRT dan Transjakarta Koridor 13 yang Dipersoalkan Anies

Kompas.com - 29/01/2017, 08:31 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, menilai bahwa pembangunan transjakarta koridor 13 merupakan salah satu bukti Pemprov DKI belum berhasil membuat sistem transportasi terintegrasi di Jakarta. Transjakarta koridor 13 akan melayani rute Tendean-Ciledug.

"Contoh paling tragis kegagalan menyusun transportasi terintegrasi adalah koridor 13 dari Mampang sampai Kebayoran Lama," kata Anies saat bertemu dengan alumni Universitas Indonesia di Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017).

Anies menyebutkan, halte transjakarta koridor 13 tidak terinterintegrasi dengan mass rapid transit (MRT). Penumpang transjakarta harus berjalan hingga 500 meter untuk mencapai MRT.

"Jadi orang turun dari busway, turunnya luar biasa tingginya. Sesudah itu dia harus jalan 500 meter masuk ke MRT," kata dia.

Baca: MRT dan Transjakarta Ciledug-Tendean Enggak Nyambung?

Transjakarta koridor 13 memang bersinggungan dengan jalur MRT. Persinggungan itu terjadi di perempatan Jalan Trunojoyo, tak jauh dari Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, yang nantinya menjadi titik pertemuan antara dua moda transportasi tersebut.

Meski bersinggungan, tidak ada stasiun MRT dan dan halte transjakarta koridor 13 yang saling terhubung di titik itu.

Pada rencana yang ada saat ini, halte transjakarta koridor 13 berada tepat di perempatan Jalan Trunojoyo. Halte itu berada di atas jalan layang khusus busway yang menghubungkan Ciledug-Tendean. Di bawah jalan layang busway itu terdapat jalur layang MRT yang menghubungkan Sisingamangaraja-Lebak Bulus.

Namun, tidak ada stasiun MRT di jalur layang MRT di titik tersebut. Pada perencanaan proyek pembangunan MRT, perempatan Jalan Trunojoyo tidak masuk dalam salah satu titik pemberhentian. Titik pemberhentian MRT terdekat di kawasan tersebut berada di depan Blok M Plaza atau di depan Masjid Al Azhar.

Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Yoga Adiwinarto kepada Kompas.com pada 18 April 215 menyayangkan apabila rencana itu tetap dipertahankan. Ia mengatakan, jarak perempatan Trunojoyo dan Blok M Plaza mencapai ratusan meter. Dengan jarak ini, pengguna transportasi harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk berpindah moda dari Transjakarta di koridor 13 ke MRT maupun sebaliknya.

Jika kondisi ini terjadi, ia menilai warga pengguna transportasi-lah yang akan dirugikan. Padahal, kata Yoga, aspek kenyamanan penumpang mutlak dibutuhkan dalam keberhasilan layanan transportasi umum. Bila tidak, maka layanan transportasi umum yang disediakan akan sulit menjaring banyak penumpang.

Menurut Yoga, seharusnya Dinas Bina Marga selaku penanggung jawab proyek pembangunan busway layang koridor XIII berkoordinasi dengan PT MRT selaku pembangun MRT. Ia menyarankan kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama untuk segera mempertemukan dua pihak tersebut.

Pertemuan harus dilakukan untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Saat itu, Yoga mengatakan belum terlambat menemukan solusi karena kedua proyek tersebut masih dalam tahap pengerjaan.

"Dua proyek ini sama-sama dipimpin oleh Gubernur, PT MRT kan di bawah Gubernur. Dinas Bina Marga yang bangun jalur layang Transjakarta juga. Jadi sebenarnya semuanya satu komando. Tetapi kenapa ini kayak enggak jelas," kata Yoga saat itu.

Saat ini, pembangunan jalan layang transjakarta koriodr 13 sudah hampir rampung. Jalan layang itu ditargetkan sudah dapat digunakan pada April mendatang. Namun, sampai dengan saat ini belum ada tanda-tanda adanya pembangunan halte yang terintegrasi dengan stasiun MRT di perempatan Jalan Trunojoyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com