Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/02/2017, 10:42 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang Pilkada DKI 2017 yang tinggal sepekan lagi, masyarakat dihebohkan dengan beredarnya sejumlah foto E-KTP ganda yang memiliki foto yang sama, tetapi memiliki data yang berbeda. Dari tiga E-KTP yang ada dalam gambar yang tersebar di media sosial, tertulis nama Mada, Saidi, dan Sukarno.

Nomor induk kependudukan (NIK) di ketiga E-KTP tersebut diketahui terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2017. Namun, foto yang ada berbeda dengan data.

Menanggapi beredarnya gambar ini, KPUD DKI Jakarta langsung melakukan pengecekan. Melalui KPU Kota Jakarta Utara, misalnya, langsung menemui salah satu pemilik E-KTP atas nama Mada di wilayah Pademangan.

Hasilnya, pemilik asli dari E-KTP dan NIK tersebut berbeda wajah dan fotonya dengan berita yang tersebar di dunia maya, begitu pula dua identitas lain atas nama Saidi dan Sukarno. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Edison Sianturi juga memastikan tiga E-KTP dengan foto yang sama adalah informasi yang tidak benar atau hoax.

Edison mengaku sudah mengecek seluruh data di tiga E-KTP tersebut. Hasilnya, kata Edison, wajah warga di tiga alamat tersebut berbeda dengan wajah di foto E-KTP.

"Ha-ha-ha jadi gini, itu meng-copy KTP orang. Jadi umpamanya kalau KTP adek ditempel pakai foto saya, jadi itu palsu dan hoax banget," kata Edison, kepada Kompas.com, Minggu (5/2/2017).

sumber: IstimewaLutfy Mairizal Putra sumber: Istimewa
Melihat kegaduhan yang ditimbulkan dari beredarnya foto itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyebut beredarnya foto-foto hoax itu dilakukan oleh orang iseng yang hendak mengacaukan Pilkada DKI. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta, KPUD DKI Jakarta, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), serta petugas kepolisian guna menindaklanjuti penyebar foto hoax itu.

"Apakah disengaja atau enggak sengaja, kami enggak tahu, tapi jelas orang bikin rusuh bisa juga, menggagalkan pilkada, mengacau juga bisa. Ini orang-orang iseng yang bisa membahayakan Pilkada DKI ," ujar Sumarsono, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017).

Pihak kepolisian melalui Mapolres Jakarta Utara masih melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Polisi menduga, pelaku penyebaran informasi E-KTP ganda bertujuan membuat propaganda dan menciptakan suasana Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi tidak stabil.

"Ini orang-orang yang mau mengacaukan pilkada dan membuat resah masyarakat," kata Awal, dalam jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (6/2/2017). (Baca: KPU: Ada yang Sengaja Buat Data E-KTP Palsu Jelang Pilkada)

Jika terbukti bersalah, pelakunya terancam dijerat dengan Pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan Dokumen dan Undang-Undang ITE, dengan ancaman hukuman pidana penjara 4 tahun.

Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakhrulloh mengatakan, telah mengantisipasi berbagai bentuk potensi kecurangan selama pemilihan kepala daerah. Salah satunya, modus penggunaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik yang dipalsukan.

Jika ditemukan indikasi E-KTP palsu saat pemungutan suara, panitia pemilu bisa langsung berkoordinasi dengan petugas Dukcapil yang bekerja di wilayah tersebut. E-KTP yang dicurigai bisa langsung difoto dan kirim melalui aplikasi WhatsApp kepada petugas Dukcapil setempat. E-KTP yang asli atau palsu akan diketahui dalam waktu lebih kurang 2 menit.

"Tanggal 15 Februari nanti, Dinas Dukcapil masuk kerja walaupun statusnya libur pilkada. Ini untuk melayani apabila ada yang perlu surat keterangan atau mau cek NIK," kata Zudan. (Baca: Menyusuri Alamat Saidi, Nama dalam Salah Satu E-KTP dengan Foto Sama)

Kompas TV Kejadian Unik dan Lucu di Debat Putaran Kedua Cagub Dki Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com