Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang "Kompas": Debat Pamungkas Jadi Penentu

Kompas.com - 09/02/2017, 09:04 WIB

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Litbang Kompas melakukan survei terkait Pilkada DKI Jakarta pada 28 Januari-4 Februari 2017. Salah satu indikator yang diukur yakni pengaruh debat terhadap preferensi publik.

Dari 804 responden yang dianalisis, 57,6 persen di antaranya menyatakan menonton debat pertama Pilkada DKI pada 13 Januari yang mengambil tema "Pembangunan Sosial Ekonomi".

Sementara debat kedua pada 27 Januari yang mengusung tema "Reformasi Birokrasi, Pelayanan Publik, dan Penataan Kota" ditonton 62,2 persen responden.

Survei ini mengindikasikan debat berdampak terhadap preferensi pemilih. Sebanyak 28,4 responden yang menonton debat mengaku lebih yakin untuk mengubah pilihan.

Jika dilihat dari perbedaan tingkat elektabilitas pasangan calon yang masih dekat, 7,1 persen responden belum menentukan pilihan, dan ada 28,4 persen responden lebih yakin untuk berubah pilihan setelah menonton debat, maka debat ketiga pada Jumat (10/2/2017) akan berdampak besar.

"Dampak debat ini bisa meningkatkan elektabilitas pasangan calon, tetapi juga bisa sebaliknya. Ini bergantung pada preferensi pemilih," kata peneliti senior politik pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, dihubungi dari Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Menurut Syamsuddin, jika preferensi pemilih lebih ke program atau gagasan, pasangan calon yang dipilih ialah yang menawarkan program realistis di debat terakhir. Namun, debat itu juga bisa tidak berdampak banyak bagi sebagian pemilih yang preferensinya bukan program, melainkan lebih pada sentimen kultural atau sektarian.

Sumber: Litbang Kompas. Infografik: Gunawan/Luhur Survei Litbang Kompas - Elektabilitas Calon Gubernur DKI Jakarta

Perhatian

Melihat ada 28,4 persen responden yang lebih yakin untuk berubah pikiran, Syamsuddin berpendapat, dalam Pilkada DKI Jakarta, debat cukup menentukan pilihan masyarakat.

"Oleh karena itu, kemampuan pasangan calon menunjukkan kinerja atau janji kinerja akan sangat menentukan berhasil atau tidak (dalam pilkada)," katanya.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Aditya Perdana menilai, apakah Pilkada DKI Jakarta akan menjadi satu putaran atau dua putaran sangat bergantung pada pemilih yang belum menentukan pilihan dan pemilih yang masih bisa berpindah pilihan.

Litbang Kompas Metode Penelitian Survei Litbang Kompas

Menurut dia, perilaku pemilih Jakarta, yang haus informasi lalu menonton debat pasangan calon, menunjukkan bahwa mereka punya perhatian terhadap Jakarta. Kini, pertarungan antarpasangan kandidat akan ditentukan kemampuan petahana dalam mengeksplorasi keberhasilan atau kemampuan penantang menjungkirbalikkan keberhasilan petahana sambil menawarkan sesuatu yang baru.

"Jelas pada debat terakhir ini setiap pasangan calon harus lebih optimal mengeluarkan gagasan untuk meyakinkan pemilih. Tidak bisa dimungkiri, ada pemilih rasional yang mempertimbangkan untung-rugi berdasarkan gagasan kandidat," kata peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi, Heroik Pratama.

Adapun elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dalam survei ini 28,2 persen, sementara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebesar 36,2 persen, dan elektabilitas Anies Baswedan-Sandiaga Uno 28,5 persen. (Baca: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Agus Menurun, Ahok dan Anies Meningkat)

Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara tatap muka terhadap 804 responden minimal berusia 17 tahun yang tersebar di enam kota/kabupaten di Jakarta. Responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis dari daftar pemilih tetap (DPT) DKI Jakarta.

Survei menggunakan metode ini pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error (nirpencuplikan penelitian) lebih kurang 3,46 persen. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi. (GAL)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Februari 2017, di halaman 1 dengan judul "Debat Pamungkas Jadi Penentu".

Kompas TV Menilai Performa Paslon di Debat Kedua (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com