Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Tersesat di Terminal

Kompas.com - 09/02/2017, 17:00 WIB

Cerita tentang kejahatan di terminal bus di Jakarta membuat Deni (20) berhati-hati saat pertama kali menginjakkan kaki di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Selasa (7/2/2017). Ia terdiam cukup lama untuk mencari petunjuk arah lokasi angkutan kota. Namun, petunjuk arah itu tak mudah ditemukan di terminal bus yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara itu.

"Bingung, tidak ada petunjuk arahnya. Takut didekati orang jahat juga," kata Deni yang baru tiba dari Indramayu untuk kembali ke tempatnya bekerja di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.

Deni bersama temannya akhirnya memutuskan cari jalan keluar dari gedung terminal yang berlokasi di Jalan Cakung Cilincing Timur, Kelurahan Pulogebang, Cakung, itu.

Dari ruang kedatangan di lantai dua gedung terminal itu, Deni dua kali menuruni tangga untuk menjangkau lantai satu yang berada di dasar bangunan. Sebelum sampai di lantai satu, Deni melalui lantai mezanin yang menjadi area penjualan tiket bus AKAP.

Hampir di setiap lantai, Deni dikerumuni karyawan perusahaan otobus (PO) yang, dengan agak memaksa, menawarkan tiket bus AKAP. Deni tak menanggapinya. Ia mempercepat langkah kaki.

"Mereka menawarkan tiket bus agak memaksa, sama seperti di Terminal Pulogadung atau di Terminal Tanah Merah. Mereka malah seperti calo," ujar Deni.

Di luar gedung terminal yang berdiri di atas lahan seluas 14,17 hektar itu, Deni bersama temannya memilih duduk di tepi jalan, persis di pintu keluar bus AKAP. Hampir setengah jam, dia tak juga menjumpai angkot. Sampai akhirnya seorang kernet angkot memberitahukan bahwa tempat keberangkatan angkot berada di lantai mezanin Terminal Pulo Gebang.

"Loh, malah di sana. Tadi tidak ada petunjuk arahnya," ucap Deni yang langsung bergegas kembali masuk ke dalam gedung terminal.

Terdampar

Furqon (19) "terdampar" 35 kilometer dari lokasi yang dituju. Ia naik bus malam dari Comal, Pemalang, Jawa Tengah, akhir pekan lalu. Agen PO bus mengatakan, bus akan menurunkan penumpang di Lebak Bulus. Namun, Minggu (5/2) dini hari, ia mesti turun di Terminal Pulo Gebang.

Ia pun terpaksa gonta-ganti bus transjakarta menuju Lebak Bulus. "Ini pertama kali saya turun di Pulo Gebang," ucapnya.

Furqon tiba di Pulo Gebang pukul 01.30. Semestinya, jika sesuai janji agen, bus tiba di Lebak Bulus sekitar pukul 05.00. Tanpa diduga, ia harus kebingungan mencari tahu angkutan yang dapat membawanya dari Pulo Gebang ke Lebak Bulus.

Karyawan swasta di Ciputat, Tangerang Selatan, itu pun bergabung dengan penumpang lain yang menggunakan transjakarta. Hanya ada bus rute Pulo Gebang-Pulogadung yang tersedia untuk perjalanan dini hari. Bus transjakarta rute lainnya berhenti beroperasi sekitar pukul 23.00. Dari Pulogadung, ia berganti transjakarta tujuan Harmoni dan masih berganti lagi transjakarta ke Lebak Bulus.

Apabila biasanya ia sudah tiba di kos pukul 06.00, hari Minggu itu ia sampai kos pukul 07.30 karena harus berputar-putar dan terjebak macet.

Furqon berharap ada bus transjakarta rute Pulo Gebang-Lebak Bulus untuk mengakomodasi keputusan pemerintah memusatkan pemberangkatan dan kedatangan bus AKAP di Pulo Gebang. Bus itu harus beroperasi 24 jam.

Seperti Furqon, Amir (27) baru sekali turun di Pulo Gebang, Minggu lalu. Ia berangkat dari Pemalang dan biasanya turun di Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dari situ, ia cukup berjalan kaki 1 kilometer menuju rumahnya. Karena itu, ia juga berharap ada angkutan Pulo Gebang-Pasar Minggu yang beroperasi 24 jam.

Kini, untuk mencapai Pasar Minggu, Amir harus pergi ke Pulogadung dan berganti angkutan lagi ke tujuan. Amir yang berprofesi sebagai pedagang pulsa ponsel ini memilih menunggu di Pulo Gebang sampai subuh. Sebab, ia punya pengalaman buruk di Pulogadung.

Pada 2010, saat mencari angkutan pulang di Terminal Pulogadung, Amir dipepet lima orang untuk masuk ke sebuah angkot kosong. Di angkot itu, ia ditodong dan harta bendanya dirampas. Pengalaman ini menyisakan trauma dengan terminal tersebut.

Sisakan keresahan

Hingga Selasa, bus-bus AKAP dari Jakarta menuju Jateng dan Jatim masih leluasa menaikkan dan menurunkan penumpang di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tidak ada spanduk atau media informasi berukuran besar yang dipampang untuk sekadar memberitahukan pemindahan terminal ke Pulo Gebang.

Nurlaili (39), penumpang Bus PO Pahala Kencana rute Jakarta-Madura, resah dengan kebijakan pemindahan terminal ini. Ia membayangkan ribetnya transportasi dari rumahnya di kawasan Tanjung Priok menuju Pulo Gebang.

Di tempat keberangkatan angkot di Pulo Gebang juga tak banyak dijumpai informasi trayek angkot serta rutenya. Informasi trayek dan rute hanya dijumpai pada peron angkot U 03 jurusan Pulogebang-Semper.

Seorang pengatur waktu keberangkatan angkot U 03, Iwan Ambon (50), mengatakan, informasi rute yang terpasang untuk trayek U 03 itu pun, menurut Iwan, merupakan inisiatifnya. (Madina Nusrat/J Galuh Bimantara/Helena F Nababan)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Februari 2017, di halaman 28 dengan judul "Penumpang Tersesat di Terminal".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com