Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Curhat di Bukit Duri soal Kebijakannya yang Kerap Dipolitisasi

Kompas.com - 21/02/2017, 08:30 WIB
Jessi Carina

Penulis

Ahok mengatakan tidak pernah ada kebijakan itu. Ahok menilai fitnah semacam itu semakin gencar saat pilkada seperti ini.

"Anda baca enggak pergub saya? Rusun tiap dua tahun boleh diperpanjang, sudah itu saja, terus anak mantunya berhak mewarisi," ujar Ahok.

"Tapi bisa lho difitnah. Kasih kertas seolah ada perjanjian tiga kali nyambung (sewa rusun) lalu putus. Kapan ada perjanjian itu? Tapi ya gitu, orang mau jadi gubernur itu fitnah apapun, nekat," kata Ahok.

Kesulitan mengedukasi

Warga yang mendengarkan Ahok menyimak dengan seksama. Ahok mengatakan tidak mudah mendidik warga agar mau tinggal di rusun. Awalnya, warga sempat melakukan hal yang tidak baik untuk melawan pemerintah.

"Kami setengah mati untuk mendidik, pindahin orang ke rusun enggak gampang. Waktu pertama kali pindah, mereka bisa buang kotoran anaknya itu sepanjang gang. Kami bersihin. Itu sengaja," ujar Ahok.

Warga yang mendengar Ahok merasa kaget.

"Padahal itu ganggu diri sendiri ya Pak," ucap seorang warga.

"(Dia) enggak mau tahu," kata Ahok.

Protes warga juga berlanjut ketika mereka menolak membayar biaya pemeliharaan rusun sebesar Rp 5.000 per hari dengan alasan tidak ada uang. Padahal, kata Ahok, mereka mampu membeli rokok dan pulsa telepon.

Selain itu, kata Ahok, ada sebagian oknum LSM yang memperkeruh suasana batin warga sehingga mereka menjadi semakin sulit menerima normalisasi dan tinggal di rusun. Di akhir curhatanya, Ahok pun mengatakan sudah tidak peduli lagi dengan serangan-serangan terhadap dia.

"Saya sih enggak peduli lah, peduli amat," kata Ahok.

Pembicaraan itu pun selesai. Ahok sejak tadi tidak hanya didengarkan oleh beberapa orang warga saja. Melainkan juga sekelompok anggota PPSU yang mau mengajaknya foto bersama.

"Yaudah yuk foto-foto," ajak Ahok yang sudah kembali riang, sambil berjalan ke sudut ruangan.

Kompas TV Banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung, melanda sejumlah wilayah di Jakarta, seperti di wilayah Bukit Duri, Jakarta Selatan, dan Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (16/2). Gubernur DKI Jakarta mengatakan banjir masih melanda ibu kota karena proyek normalisasi masih belum rampung. Sekitar 11 jam, air kiriman dari Bogor yang membanjiri Kampung Melayu Kecil, Bukit Duri, Jakarta Selatan, telah surut sejak Kamis siang (16/2). Warga pun membersihkan lumpur bekas banjir yang mengotori tempat tinggal mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com