Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadishub DKI Akui Terminal Pulogebang Dibangun Tanpa Kajian Matang

Kompas.com - 23/02/2017, 17:02 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengakui Terminal Terpadu Pulogebang dulunya dibangun tanpa kajian yang matang.

Hal itulah yang dinilainya menjadi penyebab bermasalahnya terminal yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur itu. Hal itu dilontarkan Andri saat menghadiri acara diskusi bertema "Kesiapan dan Transmisi Terminal Pulogebang", di Hotel Borobudur, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2017).

Pada acara itu, Andri mengungkapkan adanya masukan para ahli yang meminta agar rencana pembangunan Terminal Rawa Buaya, Jakarta Barat dilakukan secara matang. Tujuannya agar tidak menimbulkan masalah seperti yang kini terjadi di Terminal Pulogebang.

"Sempat ada bisik-bisik besok kalau bangun terminal jangan kayak begini lagi, Pak Kadis. Saya bilang tenang aja. Kalau dulu Dishub-nya memang belagu. Punya duit bukannya nanya-nanya, main bangun aja. Enggak nanya ke ahlinya, jadi bermasalah," kata Andri di depan peserta diskusi.

Diskusi yang diselenggarakan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu turut dihadiri jajaran Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), para ahli transportasi, pengurus Organda, dan perwakilan dari perusahaan-perusahaan otobus.

Meski mengakui Terminal Pulogebang dibangun tanpa kajian matang, Andri menyatakan Pemerintah Provinsi DKI akan berupaya memaksimalkan penggunaan terminal tersebut agar bisa berfungsi sesuai tujuan pembangunannya.

"Mau diapain lagi, udah jadinya begitu," ujar Andri.

Andri menyatakan Pemprov DKI akan berupaya membenahi Terminal Pulogebang agar nyaman, tidak hanya bagi penumpang tapi juga PO-PO bus.

Cara yang dilakukan adalah dari mulai memperbayak rute bus transjakarta ke terminal tersebut, menertibkan terminal bayangan, dan memperbaiki kios-kios untuk penjual makanan.

"Saya masih yakin untuk bisa mengelola transportasi, jangan ada motivasi macam-macam. Kalau ada motivasi enggak akan beres-beres," ujar Andri. (Baca: Upaya Dishub DKI agar Terminal Pulogebang Beroperasi Penuh)

Terminal Pulogebang adalah terminal bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang dibangun di era Gubernur Fauzi Bowo. Terminal diresmikan penggunannya pada tahun 2012.

Namun, setelah beberapa tahun berlalu, terminal tak kunjung dapat difungsikan secara efektif. Penyebabnya banyak PO bus yang enggan beroperasi di terminal tersebut. Alasannya karena lokasinya yang jauh dari pusat kota.

Sampai akhirnya pada Januari lalu, Dishub menutup terminal AKAP yang ada di Pulo Gadung. Hal itu memaksa PO-PO bus AKAP untuk memindahkan layanannya ke Pulogebang.

Kompas TV Menhub Tegur Dishub DKI Soal Terminal Pulogebang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com