Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Sandiaga soal Program DP Nol Rupiah Jadinya untuk Rusun

Kompas.com - 24/02/2017, 12:17 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, menyebut perwujudan program DP nol rupiah besutannya dengan Anies Baswedan akan lebih banyak berupa hunian vertikal.

Dengan kata lain, wujudnya mirip dengan rumah susun yang telah banyak dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini.

"Kami fokus sama hunian vertikal, lebih banyak ke sana karena harga tanah di Jakarta kan tahu sendiri mahal. Namun, itu bukan sewa, melainkan jadi hak milik sehingga mimpi masyarakat buat punya rumah sendiri bisa terwujud," kata Sandi di posko pemenangannya, Jalan Melawai, Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2017) siang.

Sandi menjelaskan, konsep rusunami (rumah susun sederhana milik) itu menyasar warga DKI Jakarta kalangan menengah, dengan penghasilan maksimal Rp 7 juta per bulan.

Terkait dengan antisipasi praktik mafia rusun seperti yang sudah marak terjadi, Sandi mengungkapkan, akan ada pengawasan langsung dari masyarakat.

"Kuncinya adalah monitoring, pengawasan. Menurut saya, yang paling bisa mengawasi itu adalah netizen, aktivis, dan masyarakat sendiri. Karena sekuat-kuatnya pemerintah melakukan monitoring, enggak ada yang lebih kuat daripada masyarakat. Social media is the best," tutur Sandi.

Mekanisme pengawasan yang akan dilakukan jika program tersebut berjalan nanti, salah satunya, dengan membuka layanan pengaduan masyarakat via media sosial. Cara pengawasan serupa disebut Sandi sudah diterapkan di Singapura, dengan pemerintah sebagai penggeraknya.

Walaupun fokus dengan hunian vertikal, menurut Sandi, tidak menutup kemungkinan bahwa hunian di akan dibangun atas tanah lapang di Jakarta.

Hal itu dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan lahan dan tanah mana saja yang berada di bawah naungan atau merupakan aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kompas TV Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedadan wakilnya Sandiaga Uno mendapat dukungan dari forum ulama dan Habaib Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com