Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepatkah Wacana Ahok Pindahkan Warga Tambak dan Manggarai ke Rusun?

Kompas.com - 09/03/2017, 13:41 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, berwacana akan memindahkan warga yang tinggal di kawasan Tambak, Jakarta Pusat, dan Manggarai, Jakarta Selatan ke rumah susun. Wacana ini muncul seiring dengan tawuran yang sering terjadi antara dua kelompok warga yang tinggal di wilayah yang berdekatan itu.

Baca: Warga Berharap Ada Forum untuk Antisipasi Tawuran di Manggarai

Warga Manggarai yang sering bertikai itu kebetulan tinggal di bantaran Sungai Ciliwung yang tengah dinormalisasi.

Terkait wacana ini, Sosiolog Universitas Indonesia Daisy Indira Yasmine mengatakan, penataan memang dibutuhkan untuk mengentaskan masyarakat yang punya masalah kesenjangan pendidikan dan lapangan. Akan tetapi, penataan harus disertai dengan dialog dan kesepakatan.

"Harus ada negosiasi, kesepakatan bersama, harus dibangun dulu proses negosiasinya," kata Daisy kepada Kompas.com, Kamis (9/3/2017).

Daisy mengatakan, warga pertama harus memahami dulu masalah yang dialaminya. Jika sudah memahami apa masalahnya, pemerintah maupun kepolisian baru bisa memberi solusi.

Masalahnya bisa berupa budaya kekerasan yang sudah mengakar di Manggarai dan Tambak. Kekerasan awalnya bisa dimulai dari insiden yang kemudian terpatri dalam kenangan tiap generasi.

"Sebelum pindah dan sebagainya kan enggak bisa begitu saja, ketika sudah banyak masalah di situ harus ada penataan kembali di wilayah tersebut," ujar Daisy.

Jika membangun komunitas baru, Daisy mengatakan pemerintah harus bisa memberikan tiap anggota masyarakatnya jaminan akan masa depan yang cerah. Mereka harus memiliki akses pendidikan yang baik, pekerjaan yang pasti. Harus ada tujuan yang bisa dicapai bersama yang menyatukan tiap anggota masyarakat.

"Harus ada perubahan kultur dengan memberi ruang proses yang besar, misalnya anak muda diberi aktivitas positif yang bisa dilakukan, tapi ada sarananya, ada ruangnya, ada lombanya, ada apresiasinya, itu biar lebih nyaman nggak lagi menyalurkan kekecewaan dengan kekerasan," kata dia.

Kompas TV Pasca aksi tawuran antar warga Tambak dan Manggarai hari Minggu lalu, aparat kepolisian menangkap warga diduga terlibat dalam tawuran yang mengakibatkan dua orang tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com