"Sudah sejak Agustus sudah dibicarakan. Kami fokus bentuk angkutan baru. Bukan tiba-tiba muncul. Sejak Agustus rutin bertemu bahas ini," ujar Budi.
Menurut Budi, ke depannya jenis angkot yang digunakan untuk angkutan pengumpan transjakarta tetap berukuran kecil seperti saat ini.
Namun, harus dilengkapi dengan alat pengatur suhu atau air conditioner (AC). Karena untuk memenuhi standar itu membutuhkan proses, kata Budi, untuk sementara KWK diperbolehkan menggunakan angkotnya yang ada saat ini.
"Desain yang belum selesai enggak boleh menghambat pelayanan," ujar Budi.
Gratis naik angkot
Dengan kerja sama ini, pelanggan transjakarta nantinya bisa naik angkot KWK gratis pada waktu-waktu tertentu. Untuk bisa gratis, ada kartu yang digunakan, yakni kartu "Sahabat KWK".
Nantinya, pelanggan transjakarta hanya tinggal menunjukan kepada sopir KWK agar mereka tidak lagi dikenakan biaya jika naik angkot pada pukul 05.00–09.00 WIB, dan pukul 16.00–20.00 WIB.
"Kartunya dilihatin ke sopir. Kalau penumpang tidak memiliki kartu, tetap dikenakan tarif seperti biasa," kata Budi.
(Baca juga: Ini Cara agar Penumpang Transjakarta Gratis Naik Angkot KWK)
Ia menargetkan, Kartu Sahabat KWK sudah bisa didapatkan di seluruh halte-halte transjakarta paling lambat 1 April 2017.
Namun, ia belum dapat menyebutkan harga jual kartu tersebut. Menurut Budi, Kartu Sahabat KWK berbeda dengan kartu uang elektronik. Sebab, kartu ini tidak memiliki isi saldo. "Kartunya tidak ada saldo-saldoan," ujar Budi.
Budi menyatakan, sampai saat ini pihaknya dan KWK masih menginventarisasi rute-rute penerapan layanan naik angkot KWK gratis bagi pengguna transjakarta.
Saat ini, KWK diketahui melayani 78 trayek yang diperkuat 6.285 unit kendaraan. Budi menargetkan, untuk tahap awal, akan ada 2.000 unit angkot KWK yang bisa menjadi layanan gratis untuk pengguna transjakarta.
"Nanti tiap satu trayek kita booking semua," ucap Budi.
(Baca juga: Kata Sandiaga soal Integrasi Transjakarta dengan Angkot)
Integrasi bus transjakarta dan angkot KWK ini merupakan salah satu upaya Transjakarta untuk meningkatkan pelayanan transportasi umum dengan system “end to end” yang terintegrasi dari first mile sampai dengan last mile.
Budi yakin cara ini akan dapat meningkatkan jumlah pengguna transjakarta selain memperluas jangkauan dan aksesibilitas layanan.
"Kalau saya ke halte transjakarta bisa jalan kaki karena dari rumah jaraknya cuma 200 meter," kata Budi.
"Tapi kan banyak teman-teman kita yang harus menggunakan ojek, menggunakan KWK juga atau taksi lebih dulu. Nah di sinilah kelebihan KWK yang bisa menjangkau sampai ke permukiman," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.