Budi belum bisa menyebutkan besaran sewa yang pihaknya bayarkan ke KWK. Sebab, ia menyebut penentuan besaran tarif harus dilakukan lewat lelang di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).
Jika pengumuman sudah tayang di situs e-katalog LKPP, maka pengurus KWK dapat mengurus tahapan penawaran hingga setujui oleh LKPP sehingga dapat dibayar oleh Transjakarta.
"Karena kami perusahaan BUMD, tentu punya pertanggung jawaban supaya hitung-hitungannya ini benar. Karena itu kami manfaatkan di LKPP," ujar Budi. (Baca: Dulu Ingin Dihapus, Kenapa Angkot Kini Digandeng Transjakarta?)
Bagaimana dengan OK OTRIP?
Dalam progran OK OTRIP, penumpang akan dikenakan tarif sebesar Rp 5.000 untuk sekali jalan. Khusus untuk sistem setoran dan pembayaran non tunai melalui e-money, Anies-Sandi akan menggandeng angkot untuk terlibat.
Nantinya di pintu angkot akan dipasang card reader untuk tap-in tap-out, seperti yang saat ini diterapkan di halte Transjakarta. Untuk cara pembayaran oleh penumpang, juru bicara Anies-Sandi, Pandji Pragiwaksono menyebut nantiya akan dipasang alat semacam card reader di pintu angkutan umum.
Ia menilai cara seperti ini sudah diterapkan di banyak negara. Khusus di Indonesia, ia menyebut penerapan sistem tersebut sudah pernah dilakukan pada layanan transmusi di Palembang.
"Ketika turun dari angkot dan hendak naik Transjakarta, maka penumpang akan tap-in kartunya lagi di halte Transjakarta. Apabila jarak antara tap-out di moda sebelumnya dan tap-in di moda lanjutannya kurang dari 30 menit, maka saldo tidak akan terpotong lagi," kata Pandji melalui tulisan di situs www.pandji.com.
Pandji mengatakan, Anies-Sandi berencana merangkul angkot dan mengubah sistemnya jadi lebih akuntabel dan profesional. (Baca: Seperti Apa Program OK-OTRIP Anies-Sandi?)
Selain pembayaran non tunai melalui e-money, nantinya akan ada pula sertifikasi untuk pengemudi. Ia yakin dengan cara ini tidak akan ada lagi angkot-angkot ngetem ataupun sopir tembak.
"Ketimbang menghapus angkot dan menghilangkan penghasilan sebagian warga Jakarta. Karena kalau diganti bus, tentu satu bus akan memuat lebih banyak penumpang dan menjadikan jumlah busnya lebih sedikit daripada jumlah angkot. Yang berarti jumlah sopir yang dipekerjakan lebih sedikit," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.