Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Bantah "Kartu Jakarta Lansia" dan "Pasukan Merah" Program Dadakan

Kompas.com - 24/03/2017, 07:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menampik bahwa rencana pembentukan "pasukan merah" dan "Kartu Jakarta Lansia" disebut sebagai program dadakan yang sengaja diangkatnya pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

Menurut Ahok, dia sudah lama membantu warga lansia tiap bulannya dengan menggunakan uang operasional.

"Itu yang kritik siapa, saya tanya, kamu mau saya keluarin daftar lansia yang saya kasih (bantuan) dengan uang operasional saya," kata Ahok, di Jalan Proklamasi Nomor 53, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/3/2017).

(Baca juga: Taufik Pertanyakan Rencana Ahok Bentuk "Pasukan Merah" di Masa Kampanye)

Ahok mengatakan, dirinya sudah memberi bantuan kepada lansia melalui transfer Bank DKI. Hanya saja, menurut dia, tidak semua lansia dapat dibantu melalui uang operasionalnya.

Masih banyak lansia kurang mampu dan sudah tak bekerja lagi yang mesti dibantu. Oleh karena itu, kata dia, pemberian bantuan itu perlu dianggarkan dalam APBD DKI Jakarta.

"Semua uang operasional, saya transfer untuk bantu orang. Kamu tanya akuntan saya," kata Ahok.

Terkait pasukan merah, lanjut dia, sebenarnya sudah ada sejak lama, yakni pekerja harian lepas (PHL) Dinas Perumahan yang kerap bekerja di rumah susun.

PHL itu akan diberi seragam merah, sama halnya dengan PHL dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lainnya yang juga memiliki pasukan berwarna.

Adapun ide pembentukan pasukan merah ini berawal dari kegagalan realisasi kampung deret.

Untuk mengerjakan kampung deret, kata dia, memerlukan mekanisme yang sulit, mulai dari pengukuran, pemetaan, hingga lelang kontraktor.

Menurut Ahok, renovasi rumah lebih baik dilakukan sendiri tanpa mekanisme lelang.

(Baca juga: Keinginan Ahok-Djarot Bentuk "Pasukan Merah" dan Isu Penggusuran)

Pasukan merah nantinya bertugas renovasi rumah warga yang tidak mampu, khususnya mengganti atap rumah dengan baja ringan.

"Sama saja kayak dokter yang program 'Ketok Pintu Layani dengan Hati', kenapa enggak disebut pasukan putih? Itu warga yang kasih warna sebetulnya. Nah ini yang (renovasi) rumah juga pasukan merah," kata Ahok.

(Baca juga: Mengapa Ahok-Djarot Baru Keluarkan Kartu Jakarta Lansia Sekarang?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com