Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Bahasa: Tak Ada Unsur Kampanye dalam Pidato Ahok di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 29/03/2017, 12:31 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli bahasa yang merupakan guru besar linguistik Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Bambang Kaswanti Purwo, menilai bahwa pidato Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Kepulauan Seribu tidak mengandung unsur kampanye.

"Tidak ada, dia tidak kampanye karena berkali-kali mengatakan 'jangan memilih saya'. Ada kata itu berkali-kali," ujar Bambang saat menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan penodaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Rabu (29/3/2017).

(Baca juga: Ahli Bahasa Sebut Pidato Ahok Tak Bisa Dipahami Hanya dari Transkrip)

Ia menjawab pengacara Ahok yang bertanya apakah pidato kliennya itu mengandung unsur kampanye atau tidak.

Adapun Bambang diajukan sebagai saksi meringankan oleh tim kuasa hukum Ahok selaku pihak terdakwa.

Pidato Ahok di Kepulauan Seribu ini merupakan pangkal masalah yang membawa Ahok menjadi terdakwa kasus dugaan penodaan agama.

Menurut Bambang, dari segi bahasa, konteks pidato Ahok juga bukan untuk menodai kitab suci atau agama Islam.

Dia membuat analogi dengan kalimat "Anak saya dipukul memakai tongkat pusaka".

Bambang mengatakan, makna "tongkat pusaka" tidak menjadi negatif hanya karena kalimat itu.

Demikian juga dengan kalimat dalam pidato Ahok. Bambang mengatakan, surat Al Maidah yang dikutip Ahok tidak menjadi negatif karena kalimat itu.

Menurut Bambang, pemaknaan negatif bisa berbeda antara satu orang dengan yang lain.

"Kalau sampai ada pemaknaan negatif, yang terjadi orang memanfaatkan itu untuk keperluan pribadinya," ujar Bambang.

(Baca juga: Ahli di Sidang Ahok: Kutipan soal Al Maidah Hanya Anak Kalimat)

Ada pihak yang menilai perkataan Ahok seolah menyebut surat Al Maidah sebagai sumber kebohongan. Menurut Bambang, itu hanya sebatas opini.

"Sumber kebohongan itu pendapat, bukan fakta," ujar dia.

Kompas TV Kuasa Hukum Ahok Hadirkan 7 Saksi Ahli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com