Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Ahok-Djarot: Anies Hanya Embuskan Isu, tetapi Tak Beri Data

Kompas.com - 06/04/2017, 13:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota tim advokasi Ahok-Djarot, Martin Pasaribu, mempertanyakan data konkret mengenai 300 kampung yang akan digusur oleh Pemprov DKI Jakarta kepada calon gubernur nomor pemilihan tiga DKI Jakarta Anies Baswedan.

Tim advokasi Ahok-Djarot sebelumnya melaporkan Anies ke Polda Metro Jaya pada Rabu (5/4/2017), karena disebut melakukan fitnah dan pencemaran nama baik terkait isu penggusuran di Jakarta.

"Anies sudah kami amati di berbagai tempat saat melakukan pertemuan warga, sering mengembuskan isu paslon nomor 2 tukang gusur. Akan menggusur 300 kampung, tapi kampung mana, enggak kasih data," kata Martin, di Rumah Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2017).

Baca: Kata Sandiga soal Isu Penggusuran 300 Kampung yang Diucapkan Anies

Dia menyebut, Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Djarot Saiful Hidayat lebih banyak melakukan penataan ketimbang penggusuran. Martin mengklaim, Pemprov DKI Jakarta memberi tempat relokasi bagi warga yang ditata.

"Anies dalam pertemuan warga, tidak pernah menunjukkan data kampung mana saja yang akan digusur. Ini dilakukan dalam rangka (ingin) menjadi gubernur. Ini pembodohan publik," kata Martin.

Baca: Dilaporkan Tim Hukum Ahok-Djarot, Anies Minta Polisi Netral

Sementara itu, anggota tim advokasi Ahok-Djarot lainnya, Hafiz, meminta Anies untuk membuktikan pernyataannya terkait 300 kampung yang akan digusur.

Sebab, kata dia, pernyataan yang tak disertai data valid dapat menjadi bumerang.

"Yang kami lihat, ini informasi salah yang disampaikan oleh paslon. Ini mengerikan, bisa mendegradasi kualitas pilkada," kata Hafiz.

Dalam pelaporan ke pihak kepolisian, tim Ahok-Djarot mengantongi bukti berupa video. Laporan diterima pihak kepolisian dengan nomor LP /1682/IV/2017/PMJ/Ditreskrimum dengan Pasal 310 KUHP tentang Pencemaran Nama Baik dan atau Pasal 311 tentang Fitnah.

Kompas TV Penggusuran Jadi Kendala Dalam Pilkada
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com