JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai mewacanakan untuk melakukan pengadaan kereta Transjakarta. Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan kereta ini akan dioperasikan PT KAI seperti Commuter Line.
Saefullah mengatakan program ini karena PT KAI masih kekurangan kereta.
"Jadi ini yang commuter juga. Realitanya saat ini transportasi KRL setiap pagi yang mau ke Jakarta dari Bogor, Depok, itu luar biasa padatnya," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (10/4/2017).
Saefullah menggambarkan kondisi kereta yang berdesakan pada jam sibuk. Pemprov DKI merasa memiliki tanggung jawab atas hal ini. Sebab, kata Saefullah, kebanyakan penumpang KRL adalah para pekerja di Jakarta. Pajak yang dibayar oleh mereka digunakan untuk membangun Jakarta.
"Pajak-pajak itu yang diambil oleh Pemprov DKI menjadi APBD. Jadi mereka itu punya kontribusi," ujar Saefullah.
Baca: DKI Perkirakan Kebutuhan Dana untuk Kereta Transjakarta Rp 360 Miliar
Jika program ini jadi direalisasikan, Saefullah mengatakan anggaran yang dibutuhkan kemungkinan mencapai Rp 360 miliar untuk pengadaan 6 kereta. Namun, anggaran ini belum dianggarkan pada APBD DKI 2017.
Saefullah mengatakan Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) harus melakukan lelang terlebih dahulu.
"Ini bisa kita alokasikan di APBD perubahan atau nanti di penetapan APBD 2018. Jadi ini tidak dapat serta merta, karena uang banyak jadi harus betul-betul perencanaannya teralokasi dari awal," ujar Saefullah.