Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Keras Bisa Dibeli dengan Mudah di Toko Kimia

Kompas.com - 11/04/2017, 15:19 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Air keras kembali menjadi sorotan setelah diduga digunakan pada kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Dirangkum Kompas.com dari sejumlah situs di internet, Selasa (11/4/2017) air keras, terdiri dari beberapa jenis, misalnya asam sulfat atau H2SO4, asam klorida atau HCL, dan asam fosfat H3PO4.

Salah satu dari tiga jenis air keras tadi ternyata bisa didapat di salah satu toko kimia di Jatinegara, Jakarta Timur. Saat tiba di toko kimia tersebut, Kompas.com berperan sebagai pembeli, dengan menanyakan apakah menjual asam klorida.

Seorang pria paruh baya yang duduk langsung menanyakan hendak membeli berapa liter.

"Harga seliternya Rp 20.000," kata pria tersebut, kepada Kompas.com, Selasa siang.

Menurut pria tersebut, asam klorida ini berguna untuk membersihkan keramik yang kotor atau karat. Kompas.com kemudian bertanya apakah toko itu juga menjual asam sulfat. Pria itu mengatakan tidak menjualnya.

"Enggak ada (asam sulfat), coba aja cari di toko lain," ujar pria tersebut.

Pria tersebut mengatakan, asam klorida yang dijualnya tidak keras. Sebab, menurutnya tidak perlu menggunakan sarung tangan ketika menggunakannya.

"Enggak keras," ujar pria tersebut.

Botol tempat asam klorida yang dijualnya berwarna putih polos. Hanya terdapat tulisan HCL menggunakan spidol berwarna hitam. Tidak ada petunjuk penggunaan atau keselamatan, kadar asam kloridanya, dan lainnya.

Padahal, menurut situs Wikipedia, asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit, dan usus.

Seketika asam klorida bercampur dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit (pemutih NaClO) atau kalium permanganat (KMnO4), gas beracun klorin akan terbentuk.

Baca: Belum Ada Pergub yang Mengatur Penjualan Air Keras

Alat-alat pelindung seperti sarung tangan PVC atau karet, pelindung mata, dan pakaian pelindung disebut mesti digunakan ketika menangani asam klorida. Kegunaan asam klorida ini disebut digunakan secara luas dalam industri dan dalam kegunaan kecil lainnya misalnya untuk pembersih rumah.

Bahaya larutan asam klorida bergantung pada konsentrasi larutannya. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat memasukkan asam klorida sebagai zat beracun.

Sementara itu, asam sulfat, masih menurut Wikipedia, kegunaan utama (60 persen dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen.

Dalam pedagangan internasional, penjualan asam sulfat disebut dikontrol PBB, karena kerap digunakan dalam produksi gelap narkotika. Sedangkan asam fosfat, juga dikategorikan sebagai larutan yang korosif.

Beberapa kegunaannya sebagai inhibitor karat, industri, bahan baku pupuk, komponen produk pembersih rumah, dan lainnya.

Baca: Bukan Cuma Luka Bakar, Ini Efek Air Keras pada Tubuh

Kompas TV Penyidik KPK Disiram Air Keras Oleh Orang Tak Dikenal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com