Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penodongan di Angkot: Pak, Cukup Saya, Jangan Tusuk Anak Saya

Kompas.com - 12/04/2017, 17:23 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Kadang ia harus menahan pisau pelaku bila sudah menekan di lehernya. Tangan Risma pun terluka karenanya.

Dalam kondisi itu, Risma khawatir dengan keselamatan putranya dan meletakan Dafa dengan posisi gendongan di samping agar terhindar dari pelaku.

"Saya bilang sama pelakunya, Pak, cukup saya saja, jangan tusuk anak saya. Makanya saya pinggirkan dia (Dafa) di samping (saya)," ujar Risma.

Namun, pelaku tak menggubris permintaan Risma. Bahkan, pelaku mengajak mati bersama. Pelaku meminta agar angkot tersebut dikemudikan sopir dan meminta warga menjauh.

Permintaan pelaku tidak dipenuhi. Begitu pelaku lengah, Aiptu Sunaryanto melepaskan tembakan dan mengenai lengan pelaku.

Dalam situasi itu. petugas meringkus Hermawan dibantu pengendara ojek online dan warga. Namun, pisau pelaku sempat mengenai punggung Dafa.

Setelah kejadian, Risma sempat mendapat perawatan di RS Islam Pondok Kopi karena luka di tangan dan leher.

Sementara itu, Dafa dirujuk ke RS Persahabatan untuk mendapatkan jahitan di punggung. Untungnya, luka Dafa tidak sampai mengancam keselamatannya.

Risma mengaku kondisi dia dan sang anak sudah sehat, meskipun mengaku masih merasakan sedikit sakit di bagian lukanya. "Iya, Alhamdulilah (sudah) sehat," ujar Risma.

Setelah anaknya selesai menjalani perawatan ini, Dafa masih akan menjalani rawat jalan di RS Persahabatan.

Kepala Instalasi Pelayanan Humas dan Promosi Kesehatan RS Persahabatan Yusuf Nur Hakim mengatakan, pihaknya menangani Dafa yang terluka akibat pisau dari pelaku.

Luka yang dialami Dafa di bagian punggung lebarnya kurang lebih 5 sentimeter. "Tetapi tidak tembus dinding paru," ujar Nur Hakim.

Kondisi Dafa, menurut dia, sehat. Bocah itu juga sudah mulai ceria kembali. Meski begitu, Risma dan anaknya masih trauma akibat kejadian tersebut.

(Baca juga: Ibu dan Anak Korban Penodongan di Angkot Masih Trauma)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com