Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ahok Bangun "Flyover" Pancoran yang Bikin Macet Berkepanjangan

Kompas.com - 14/04/2017, 10:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah membangun flyover atau jembatan layang Pancoran.

Sejak ada proyek yang menggunakan sebagian badan jalan itu, lajur untuk kendaraan semakin berkurang sehingga antrean mengular cukup panjang.

Akibatnya, banyak warga yang mengeluh dan menghindari kawasan tersebut. Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menceritakan ide pembangunan flyover tersebut.

Ahok menyampaikan, konsultan memberi pilihan kepadanya dalam membangun proyek jalan layang ini.

"Katanya, kalau Bapak (Ahok) bangun (jalan layang) sekaligus, macetnya bisa (bertambah) 80 persen. Kalau Bapak pilih satu-satu (bangun jalan layang), macetnya 30 persen, Bapak pilih yang mana," kata Ahok, di kawasan Potlot, Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2017).

(Baca juga: Ada Proyek "Fly Over", Perempatan Pancoran Berpotensi Macet Sepanjang Hari)

Kemudian, Ahok bertanya kepada konsultan itu mengenai ketersediaan jalur alternatif jika ada pembangunan jalur layang.

Konsultan itu memastikan ada jalur alternatif yang dapat dilintasi warga. Ahok berpikir, proyek itu baru akan selesai 10 tahun jika dikerjakannya setengah-setengah.

"Saya pilih, potong sekaligus. Macetnya jadi 80 persen, macet di Pancoran dan terowongan bawah, tapi paling satu dua tahun (flyover Pancoran sudah) selesai," kata Ahok.

Konsultan itu kembali menanyakan keputusan Ahok tersebut. Sebab, menurut dia, hal ini dapat merugikan Ahok secara politik.

Ahok mengaku sudah memperhitungkan hal ini sebelumnya. Ia pun yakin, puncak kemacetan terjadi saat kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 sedang berlangsung.

"Orang Jakarta juga sudah biasa mengalami kemacetan, yang penting dua tahun selesai (jalan layang), jadi plong. (pembangunan) LRT juga sama, kami tidak mau tunda," kata Ahok.

Dengan demikian, Ahok meyakini, siapa pun yang akan menjadi gubernur nantinya akan menikmati hasilnya.

"Makanya saya katakan, siapa pun yang terpilih menggantikan kami, dia keenakan tuh tinggal resmikan saja. Semuanya tinggal resmi, resmi, resmi. Tapi kita kan bukan masalah kepilih atau enggak kepilih, kita bicara mengatasi masalah atau tidak," kata Ahok.

Adapun langkah sementara mengatasi kemacetan di Pancoran sedang diupayakan oleh Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan PT Nindya Karya selaku kontraktor.

Upaya yang sedang dikerjakan adalah membangun detour atau jalan alih darurat. Detour akan dibangun di atas lahan milik Wisma Dirgantara (bekas Markas Besar Angkatan Udara) yang telah dibebaskan, dengan waktu kurang lebih sepekan.

(Baca juga: Jalur Pancoran Ditutup, Ini Alternatif Jalan yang Bisa Digunakan)

Dishubtrans DKI juga menambah time period untuk TL (traffic light) Kuningan dari arah timur di pagi hari menjadi 180 detik.

Hal itu dilakukan untuk mengurai kepadatan di simpang Kuningan karena exit tol Pancoran di pagi hari akan dilakukan sistem buka-tutup.

Dishubtrans juga melakukan pembongkaran separator bus transjakarta di ruas Tegal Parang arah TL Kuningan sehingga bisa digunakan bersama (mixed traffic) dengan bus transjakarta dan kendaraan yang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com