Salah satu karangan bunga yang dikirim Ibu-Ibu Pecinta NKRI bertuliskan "Kami mendukung Presiden, TNI, dan Polri menegakkan Pancasila di NKRI".
Kemudian, ada lagi karangan bunga bertuliskan "Selamatkan NKRI Berantas Radikalisme!!! Bergerak cussssss!!!".
Ada juga karangan bunga dengan tulisan "Pak Kapolri, kami dukung bapak menyapu bersih kaum intoleran yang mau rubuhkan tiang Pancasila dan NKRI".
Baca: Mabes Polri Kebanjiran Karangan Bunga, Ini Komentar Kapolri
Karangan bunga serupa juga ada di Markas Polda Metro Jaya. Kebanyakan karangan bunga itu meminta polisi membasmi intoleransi.
Bahkan, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon pun pernah menerima karangan bunga. Tulisannya, "Dear Bp. Fadli Zon. Mohon titip bunga di sini ya!! Karena Balai Kota sudah penuh".
Tertulis pengirim karangan bunga itu adalah "Tim Pencitraan". Tidak hanya itu, Presiden RI Joko Widodo turut menerima karangan bunga.
Sejak kemarin, tiga karangan bunga dikirim ke Istana. Pesan yang ada di tiga karangan bunga itu pada intinya sama, yakni mendukung Jokowi untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.
"Pakdhe Jokowi kami masih padamu bersama menjaga NKRI," demikian tertulis pada salah satu karangan bunga.
Baca: Saat Mapolda Metro Jaya Ikut Dipenuhi Karangan Bunga
Pesan damai
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat beberapa waktu lalu pernah menyampaikan bahwa bunga-bunga itu identik dengan cinta. Mengungkapkan isi hati dengan bunga dinilai menjadi cara yang damai dan menyenangkan.
"Jadi ini kan 'say it with flower', bunga itu identik dengan cinta kan? Itu membuat kami tidak akan melupakan jasa, perhatian, komitmen, warga yang mengapresiasi kinerja kami," ujar Djarot.
Sementara itu, psikolog politik, Hamdi Muluk, menilai banyaknya karangan bunga yang dikirim untuk Ahok-Djarot adalah cara warga mengekspresikan perasaannya. Ia tak melihat adanya rekayasa dalam banyaknya karangan bunga yang dikirim ke Balai Kota.
Baca: Baper untuk Ahok-Djarot lewat Karangan Bunga Dinilai Menyehatkan
"Menurut saya, logikanya tidak mungkin ini rekayasa. Bagaimana satu orang bisa mengatur ekspresi, ucapan yang beragam, kreativitas ini?" kata Hamdi kepada Kompas.com, Jumat (28/4/2017).
Hamdi mengatakan, ada efek menular ketika karangan bunga terus berdatangan di Balai Kota. Perasaan sedih, prihatin, atau pun simpati dapat menjalar dari satu orang ke orang lain.
Saat ini, demam karangan bunga sudah menular kemana-mana. Lembaga mana lagi yang selanjutnya akan "tertular"?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.