Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Para Raden, Wiraguna di Utara dan Saleh di Selatan

Kompas.com - 15/05/2017, 18:00 WIB

Hingga kini, wilayah Ragunan telah berkembang pesat. Pembangunan perumahan, permukiman bertingkat, dan mal terlihat di sisi utara Jalan Tol Pondok Pinang-Taman Mini Indonesia Indah. Sisi selatan tumbuh sebagai pusat flora dan fauna di Jakarta. Ikon flora dan fauna ini adalah Taman Margasatwa Ragunan.

Bediri pada 19 September 1864, Taman Margasatwa Ragunan awalnya berada di lahan seluas 10 hektar sumbangan pelukis ternama Raden Saleh di Cikini. Kebun binatang ini yang pertama dan terluas di Indonesia. Kecintaan Raden Saleh pada satwa terlihat dari sejumlah lukisannya yang menjadikan binatang sebagai obyeknya.

Saat berdiri, kebun binatang itu bernama Planten en Dierentuin dan dikelola perhimpunan penyayang flora dan fauna Batavia bernama Culture Vereniging Planten en Derentuin et Batavia. Tahun 1949, namanya diubah menjadi Kebun Binatang Cikini. Saat dipindahkan ke Ragunan, koleksi kebun binatang ini sebanyak 450 satwa.

Karena keterbatasan lahan, pada 1964, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin memindahkan kebun binatang dari Cikini ke lahan pemerintah di Ragunan seluas 30 hektar.

Kini, luas Taman Margasatwa Ragunan telah berkembang menjadi 147 hektar dengan koleksi mencapai 1.970 satwa dari 270 jenis langka. Di sana terdapat antara lain orangutan, owa jawa, komodo, babirusa, jerapah dari Australia, dan gajah dari Sumatera. Sekitar 171 jenis tumbuhan berjumlah 15.389 pohon dari seluruh Indonesia yang tumbuh di sana membuat Taman Margasatwa Ragunan sebagai salah satu paru-paru kota dan pendukung simpanan air tanah.

Sekarang, taman margasatwa itu tak saja menjadi lokasi wisata favorit warga DKI Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga sebagai kawasan konservasi, pendidikan dan penelitian, serta hutan kota.

Kekayaan flora Ragunan bertambah dengan berdirinya Taman Anggrek Indonesia Permai di seberang Taman Margasatwa Ragunan. Dengan ratusan anggrek yang bermekaran, beragam jenis bromeliad dan tanaman udara tillandsia, taman ini menjadi surga bagi pencinta tanaman hias.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Mei 2017, di halaman 27 dengan judul "Wiraguna di Utara, Saleh di Selatan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com