Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Enggak Usah Pakai Fatwa MUI, Menyebarkan Kebohongan Itu Dosa

Kompas.com - 07/06/2017, 21:13 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, menyebarkan kebohongan adalah suatu tindakan yang salah. Tanpa adanya fatwa pun, orang yang menyebarkan kebohongan sudah berdosa.

"Enggak usah pakai fatwa MUI, kalau kita menyebarkan fitnah, kebencian kepada orang lain, kemudian kita adu domba, menyebarkan kebohongan, itu sudah dosa," ujar Djarot di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (7/6/2017).

Djarot menyampaikan hal tersebut saat seorang warga meminta agar dibuat undang-undang yang mengatur soal hoaks, termasuk hoaks di media sosial.

(Baca juga: Dukung Fatwa MUI Soal Medsos, Sultan HB X Minta Warga Waspadai Hoaks)

Djarot mengatakan, orang yang menyebarkan berita bohong melalui media sosial dapat dijerat menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

"Itu kan sudah ada di undang-undang ya. Kalau ketangkap akan dipenjara. Itu ITE, kalau sudah begitu, dijerat pak polisi, pasti ketahuan, tidak bisa lari," kata dia.

Djarot pun mengimbau agar masyarakat mengabaikan berita-berita bohong yang disebarkan melalui media sosial maupun aplikasi pesan singkat. Dia juga meminta warga tidak menyebarkannya.

"Kalau ada yang tidak benar, enggak udah dibaca, langsung dihapus. Karena begitu dibacain satu per satu jadi panas, padahal belum tentu benar. Setelah dibaca, disebarkan lagi ke temannya," ucap Djarot.

Tak hanya soal berita bohong, informasi yang dipastikan kebenarannya pun sebaiknya tidak disebarkan jika tidak bermanfaat.

Djarot mencontohkan beredarnya foto-foto potongan tubuh korban ledakan bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada 24 Mei 2017 lalu.

"Begitu saya terima (foto-foto potongan tubuh korban bom), saya marah. Saya bilang stop, ini padahal bukan hoaks, tetapi banyak info yang tidak ada manfaatnya disebarkan ke orang lain," kata Djarot.

(Baca juga: Para Korban Hoaks yang Sempat Diduga Pelaku Teror Bom Kampung Melayu)

Kompas TV Djarot Berkomunikasi dengan Ahok Soal Program
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com