Putus obat
Kondisi itu terjadi ketika Mika tak lagi minum obat untuk mengatasi skizofrenia yang dialaminya sejak sekitar puluhan tahun lalu.
"Putus obat, karena dulu sama apotek, ngasih bungkus aja dikasih obatnya. Kalau akhir-akhir ini kalau enggak pakai resep dokter, enggak dikasih, agak susah obatnya," kata Devi.
Akses obat yang tak mudah dan kemampuan ekonomi yang pas-pasan membuat keluarga tak lagi membeli obat untuk Mika. Pemasungan akhirnya menjadi jalan terakhir.
Keluarga mengaku sudah berusaha penuh untuk membawa Mika berobat. Sejak terjadi perubahan pada Mika sekitar 14 tahun lalu, keluarga rajin membawa Mika ke rumah sakit di Grogol dan Fatmawati.
Tak diketahui pasti penyebab Mika mengalami gangguan jiwa. Clodia menceritakan, Mika mengalami perubahan sejak pulang dari tempat bekerjanya di Bogor.
Desember 2016, ayah Mika meninggal dunia. Sejak saat itu, mulai ada perhatian dari dinas kesehatan untuk dibawa berobat. Rantai yang membelenggu Mika akhirnya dilepas.
Baca: Pantau 2.090 Korban Pasung, Jatim Bikin Aplikasi E-Pasung
Namun, pengobatan juga belum tuntas. Sesekali Mika masih teriak-teriak dan mengeluarkan kata-kata kasar. Mika terpaksa kembali dipasung.
Sampai akhirnya, keluarga Mika dipertemukan dengan Anna dari Komunitas Peduli Skizofenia Indonesia bagian Jakarta Selatan. Oleh Anna, Mika diantar berobat ke Rumah Sakit Duren Sawit, Jakarta Timur.
Mika menjalani rawat inap selama 3 minggu di sana. Sepulang dari Duren Sawit, Mika sudah jauh lebih tenang.
“Sekarang kalau kita ajak ngobrol, biasanya sensitif, sekarang enggak, masih mau jawab. Kalau dulu kita yang perempuan juga enggak berani ngasih obat karena dilemparin obatnya. Kalau sekarang enggak apa-apa,” kata Devi.
Mulai bulan April hingga saat ini, Mika sudah benar-benar dilepas dari rantai yang mengikat kakinya. Ia sudah tidak berhalusinasi atau merasa mendengar bisikan-bisikan. Perempuan yang gemar menjahit kain itu rutin minum 3 obat alam 2 kali sehari.
“Kata dokter, yang penting obatnya enggak boleh putus. Kalau putus nanti bisikannya datang lagi,” jelas Devi.
Sayangnya, sang ibu hanya sebentar merasakan jiwa Mika yang kembali tenang. Pada Sabtu (28/5/2017) lalu, ibunya menyusul ayah Mika. Kini Mika menjadi anak yatim piatu. Perawatan Mika sehari-hari diteruskan oleh Devi yang saat ini sedang hamil 8 bulan.
Devi berharap, Mika bisa berangsur pulih setelah menjalani pengobatan medis. Selanjutnya, ia ingin Mika kembali produktif dengan menjahit pakaian untuk meneruskan pekerjaan almarhum ayahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.