JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian belum menerima informasi langsung dari penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Novel Baswedan soal dugaan keterlibatan seorang jenderal Polri dalam kasus penyiraman air keras terhadap dirinya. Padahal, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan telah menjenguk dan melakukan wawancara langsung dengan Novel di Singapura.
"Belum ada (keterangan keterlibatan jenderal Polri). Kami juga belum melakukan pemeriksaan, kami hanya interview-interview saja. Ya kadang jawab kadang tidak," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/6/2017).
Argo menambahkan, pihaknya belum menentukan apakah akan meminta keterangan dari Novel mengenai tudingannya tersebut.
"Nanti kami koordinasi dulu apakah perlu meminta keterangan atau tidak," kata Argo.
Dalam sebuah wawancara dengan Time, Novel mengatakan bahwa serangan yang diarahkan kepadanya terkait sejumlah kasus korupsi yang ditanganinya. Dalam perhitungan Novel, serangan dengan air keras itu merupakan bentuk serangan keenam terhadapnya terkait pekerjaannya sebagai penyidik KPK.
Pada 2011, sebuah mobil nyaris menabraknya saat dia mengendarai sepeda motor. Novel sempat berpikir bahwa itu adalah kejadian biasa. Namun, pikiran itu berubah saat kejadian yang sama terulang pada pekan berikutnya.
Terhadap serangan air keras yang terjadi usai dia menunaikan shalat subuh itu, Novel berharap polisi bisa segera menemukan pelakunya. Namun, sekitar dua bulan sejak peristiwa itu terjadi, polisi hingga kini belum menemukan pelakunya.
Novel pun menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu. Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat.
"Saya memang mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat," kata Novel. "Awalnya saya mengira informasi itu salah. Tapi setelah dua bulan dan kasus itu belum juga selesai, saya mengatakan (kepada yang memberi informasi itu), sepertinya informasi itu benar," kata Novel.
Baca juga: Novel Baswedan Ungkap Ada Jenderal Polisi Terlibat Teror Terhadapnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.