Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Korban Salah Tangkap yang Disiksa Polisi

Kompas.com - 22/06/2017, 08:57 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data yang dirilis Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, pengaduan atas kasus salah tangkap hingga penyiksaan oleh oknum kepolisian dalam tiga tahun terakhir cukup tinggi. Tercatat sebanyak 37 kasus yang dilaporkan.

Salah satu kasus salah tangkap itu dialami oleh tiga orang warga Tangerang bernama Aris, Bihin, dan Heryanto. Pada April 2017, ketiganya diamankan polisi dari Subdit Jatanras, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya atas kasus pencurian sepeda motor.

"Nah kejadian pencurian sepeda motor itu sebenarnya terjadi pada Juni 2016. Kejadiannya pun di daerah Bekasi," kata Bunga, kuasa hukum Aris, Bihin, dan Heryanto saat ditemui di kantor LBH Jakarta di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2017).

Dari ketiganya, lanjut Bunga, Aris dan Bihin yang diamankan pertama kali , yaitu saat mereka berada di sebuah Indomaret di Tangerang pada April lalu.

Baca juga: Digugat Pengamen Rp 1 Miliar karena Salah Tangkap, Polda Metro Lakukan Evaluasi

"Tidak ada surat penangkapan apapun pada saat itu. Mereka hanya diberitahu akan menjadi saksi kasus pencurian sepeda motor. Karena terdesak, keduanya mengikuti perintah polisi," kata dia.

Tak lama berselang, lanjut Bunga, polisi menggrebek kontrakan Bihin dengan dalih mencari barang bukti lain. Saat itu Bihin tinggal satu kontrakan dengan Heriyanto.

"Heriyanto akhirnya juga diciduk karena mau dijadikan saksi," kata Bunga.

Beberapa hari kemudian kakak kandung Hetiyanto, Lasrti datang untuk menjenguk adiknya itu di Subdit Jatanras, Polda Metro Jaya. Ia mendapati tubuh Heriyanto penuh luka.

"Katanya adik saya ditonjok, dipukul, disetrum, diludahin sama polisi. Kata polisi adik saya sudah mengaku terlibat dalam pencurian itu," kata Lastri.

Lastri yang tak percaya adiknya terlibat dalam tindak kejahatan menanyakan kepada petugas polisi mengenai detail perkara.

"Katanya pencuriannya bulan Juni 2016. Padahal adik saya baru pertama kali datang merantau ke Tangerang bulan Agustus 2016 dari Palembang. Bagaimana mungkin terlibat?" kata Lastri.

Menurut Lastri, Heriyanto terpaksa mengakui perbuatan yang tak pernah ia lakukan karena sudah tak kuat menahan siksaan polisi dan dijanjikan tak akan disiksa lagi jika sudah mengaku bersalah.

Beruntung Heriyanto dan dua rekannya mendapatkan bantuan hukum dari LBH Jakarta yang membantunya mengajukan praperadilan.

"Kami ajukan praperadilan dan menunjukkan berbagai bukti yang sangat kuat, diantaranya tiket Heriyanto dari Palembang menuju Jakarta pada Agustus tahun lalu dan akhirnya kami memenangkan praperadilan pada 13 Juni 2017," kata Bunga.

Bunga mengatakan, saat ini Heriyanto dan kedua kawannya tinggal menunggu penyelesaian prosedur administrasi dan akan segera dibebaskan.

"Kami sangat menyayangkan sikap kepolisian yang semacam ini. Keluarga berharap Heriyanto dan dua rekannya segera bebas dan dapat berlebaran bersama keluarga," kata dia.

Baca juga: 2 Polisi Patahkan Lengan Guru dalam Kasus Salah Tangkap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com