Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi yang Di-"suspend" Berencana Pindah ke Kompetitor Grab

Kompas.com - 04/07/2017, 19:08 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai diputus kemitraannya oleh PT Grab Indonesia, para pengemudi berencana menjalin kemitraan baru dengan perusahaan taksi "online" yang menjadi kompetitor Grab Indonesia.

Hal itu disampaikan salah satu pengemudi GrabCar, Heriyanto. Kendati demikian, Heriyanto yang sudah lebih dari satu tahun bekerja sebagai driver GrabCar ini mengaku belum mendaftar jadi pengemudi taksi "online" lain setelah di-suspend.

"Mau pindah ke kompetitor saja," ujar Heriyanto usai melakukan unjuk rasa bersama pengemudi GrabCar lainnya di depan Kantor PT Grab Indonesia, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2017).

(Baca juga: Ini Tanggapan Grab soal Tarif Batas Atas dan Bawah Taksi Online)

Pengemudi lainnya, Kris, mengatakan hal senada. Meski akunnya tak di-suspend seperti driver lainnya, Kris mengaku kesal dengan apa yang dilakukan manajemen Grab Indonesia.

Kris mengaku telah memenuhi semua syarat dengan masuk kerja dari H-2 Lebaran hingga H+3 Lebaran.

PT Grab Indonesia, kata dia, berjanji memberikan bonus hingga Rp 10 juta jika pengemudi masuk dari tanggal tersebut.

Namun, setelah memenuhi syarat itu, saldo yang bertambah bukannya Rp 10 juta, melainkan hanya Rp 3 juta.

Kini, Kris hanya mengandalkan usaha konveksi kecil-kecilan yang ia miliki. "Ya pindah kompetitiorlah. Kami mitra kerja, kami butuh uang juga. Saya buka konveksi, tetapi ya enggak seberapa Bang. Di Jakarta butuh uang untuk hidup sehari-hari," ujar Kris.

(Baca juga: Manajemen Grab Akan Bertemu Pengemudi Bahas soal Saldo)

Perwakilan pengemudi GrabCar, Nur Adim, sebelumnya mengatakan, ada 3.500 pengemudi GrabCar yang telah di-suspend oleh Grab Indonesia.

Namun, pihak manajemen Grab Indonesia mengatakan bahwa jumlah pengemudi yang terkena suspend lebih sedikit dari yang disebutkan perwakilan pengemudi.

Kompas TV Insentif Batal, Pengemudi Grab Gelar Aksi Mogok dan Demo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com