"Bahkan ada yang pernah pindah, tapi karena dia enggak mampu di sekolah yang baru dia balik datang ke mari," ujar Ahmad.
Ahmad mengatakan, tunggakan SPP para siswa sering menyebabkan gaji para guru terlambat diberikan.
Namun, menurut Ahmad, para guru di sekolah tersebut telah memaklumi hal tersebut. Proses belajar mengajar masih tetap berlangsung seperti saat ini.
Materi pendidikan juga tak ada bedanya dengan sekolah negeri atau swasta lainya yang lebih mampu yang ada di Jakarta.
"Kadang terlambat dua bulan. Tapi enggak apa-apa. Semunya sudah maklum," ujar Ahmad.
Kini, sekolah tersebut masih berbenah pasca-kebakaran pada September 2016. Kebakaran 10 bulan lalu menghanguskan 8 ruangan.
Kebakaran itu sempat mempengaruhi proses belajar di sekolah tersebut. Hingga saat ini, baru enam ruangan yang selesai diperbaiki.
Adapun dua ruangan lagi masih belum mendapat sentuhan perbaikan karena tidak adanya biaya perbaikan.
Pihak yayasan mengaku telah mengajukan permohonan bantuan ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Namun, hingga saat ini permohonan itu tak kunjung dipenuhi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.