Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terdaftar dalam PDPT DIKTI, Mahasiswa Ini Kesulitan Lanjutkan Kuliah

Kompas.com - 11/07/2017, 08:48 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa dari suatu fakultas di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berinisial SF menceritakan pengalamannya yang menuai banyak kesulitan lantaran namanya tak tercantum dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (PDPT DIKTI).

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, PDPT DIKTI merupakan pangkalan data secara nasional yang menghimpun data dari semua perguruan tinggi yang ada.

PDPT memberikan informasi mulai dari program studi (prodi), profil perguruan tinggi, profil dosen, dan data profil mahasiswa.

Semua data yang yang tersedia merupakan data-data dari pelaporan yang dikirimkan oleh semua perguruan tinggi pada tiap semester.

Informasi yang berasal dari PDPT DIKTI tersebut termuat dalam laman forlap.ristekdikti.go.id atau biasa disebut laman Forlap Dikti yang dikelola Pusat Data dan Informasi Iptek Dikti.

Kesulitan

Adapun SF merupakan seorang mahasiswi program studi (prodi) D3 di salah satu jurusan di universitas yang terletak di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur.

Saat ini, SF menunggu waktu sidang tugas akhir (TA) dan berencana melanjutkan kuliah ke jenjang D4 di salah satu universitas swasta di kawasan Jakarta Barat.

"Namun, beberapa hari yang lalu saya mendapatkan email balasan dari universitas tersebut yang menyatakan bahwa saya tidak dapat mengikuti tes tersebut karena tidak ada datanya di Forlap Dikti," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (10/7/2017).

Menurut SF, dengan tidak terdaftar dalam PDPT DIKTI, ia akan kesulitan melanjutkan kuliah, mendaftar beasiswa, atau menjadi PNS.

(Baca juga: Mesir Menahan Empat Mahasiswa Al-Azhar Asal Indonesia)

Menurut dia, permasalahan ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Tahun lalu, SF pun gagal mewakili UNJ dalam seleksi Mapres (mahasiswa berprestasi) tingkat Nasional karena tidak terdaftar di Forlap Dikti.

"Waktu itu saya diharuskan untuk mengopi link profil mahasiswa sebagai syarat mengikuti Mapres Nasional. Padahal, di portal website tersebut tidak tercantum nama saya," ujar dia.

Karena tidak terdaftar, SF disarankan untuk melaporkan masalah ini kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.

(Baca juga: Empat Mahasiswa Ajukan Uji Materi ke MK Terkait Hak Angket DPR)

SF pun sempat melaporkan hal ini kepada Wakil Rektor tetapi tak mendapat jawaban pasti. SF justru merasa "dilempar ke sana dan ke mari" tanpa ada kejelasan.

"Dari Wakil Rektor saya disuruh ke bagian akademik fakultas, lalu ke Pustikom, lalu ke Bapsi. Sampai akhirnya pendaftaran ditutup dan saya tidak bisa ikut mapres nasional," kata dia.

Menjelang sidang kelulusannya, SF belum juga mendapatkan kejelasan statusnya sebagai "mahasiswa tulen".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com