Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Gunadarma Dicurigai Tak Akan Beri Sanksi Pelaku "Bullying"

Kompas.com - 19/07/2017, 12:48 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi lembaga swadaya masyarakat yang menamakan diri Masyarakat Peduli Hak-hak Penyandang Disabilitas (MPHPD) mencurigai ada upaya Universitas Gunadarma untuk tak memberikan sanksi kepada sejumlah mahasiswanya yang terlibat aksi perundungan atau bullying terhadap MF (19).

Koordinator MPHPD dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Disabilitas, Hari Kurniawan, menyatakan, kecurigaan itu didasarkan pada keterangan pihak kampus saat konferensi pers pada Selasa (18/7/2016) kemarin.

"Berita di beberapa media pagi ini menunjukkan pihak universitas terkesan memberi maaf pada para pelaku dengan alasan bahwa yang dilakukan mereka terhadap MF adalah keisengan, spontanitas, kebiasaan yang dilakukan anak-anak, dan tidak ada unsur bullying," kata Hari melalui keterangan tertulisnya, Rabu.

Baca: Gunadarma: Pelaku Tak Bermaksud Mem-bully, tetapi Hanya Bercanda

Menurut Hari, keterangan pihak kampus berbeda dengan keterangan keluarga MF saat MPHPD berkunjung ke rumah orang tua MF di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Selasa kemarin. Hari menyebutkan, saat itu ayah MF, Mansur, menyatakan frekuensi penyerangan terhadap MF sering dilakukan sejak semester satu.

Saat itu, Mansur juga menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan MF seperti yang terekam dalam video adalah mekanisme pertahanan diri setelah sekian banyak perilaku bullying yang dilakukan teman-temannya selama ini.

Lihat juga: Orangtua MF Ancam Laporkan Pelaku Bullying ke Polisi

Menurut Hari, MF menyatakan sudah tidak tahan atas perilaku teman-teman kampusnya selama ini. Sebelumnya ia diketahui tidak pernah melawan berbagai tindakan bully yang dilakukan teman-temannya, mulai dari mengambil laptop, ponsel, buku, ataupun menutup pintu ketika ia hendak pulang.

"Ada kesan justru yang memaafkan kampus, bukan dari keluarga korban. Tentunya sikap permisif kampus sangat menyakitkan rasa kemanusiaan atas perilaku bullying yang selama ini menimpa MF," ujar Hari.

Hari menyatakan MPHPD menolak dan sangat menyesalkan hasil investigasi Universitas Gunadarma. MPHPD menilai investigasi pihak kampus tidak dilakukan secara terbuka dan cenderung menutup diri serta terkesan menghindar dari fakta hukum yang terjadi.

MPHPD juga menilai pihan Universitaa Gunadarma tidak mumpuni dan tidak punya kemampuan investigasi.

"Tim investigasi yang selama ini menggembor-gemborkan bahwa berisi berbagai profesional, dokter dan psikolog, pada kenyataannya tidak mumpuni dan tidak mempunyai latar belakang keilmuan yang baik untuk investigasi kasus ini sebagaimana tercermin dari hasil yang diumumkan kampus pada konferensi pers kemarin," kata Hari.

MPHPD meminta pihak kampus membuka diri dan bekerjasama dengan pihak kepolisian. MPHPD juga berharap kepolisian menyikapi dengan tegas hasil investigasi itu dan bersikap lebih responsif dan aktif.

"Karena dalam berita di berbagai media sudah jelas pelaku dan pembuat video sudah mengakui perbuatannya. Peristiwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur pidana dan alat bukti yang sangat cukup," ujar Hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com